Suasana peron dan sistem pengaman (juga pintu otomatis) menjadi objek perbincangan yang mereka maksud.
Antara peron dengan kereta dibatasi oleh pintu kaca yang akan otomatis terbuka ketika kereta LRT sudah siap mengangkut penumpang.
Ketika di dalam kereta LRT, beberapa penumpang berpendapat bahwa laju kereta terlalu lambat dan masih terasa bergoyang.
Baca Juga: Liburan ke Belgia, Denny Cagur dan Shanty Rela Lesehan di Emperan Sambil Makan Bekal yang Dibawa
Namun hal tersebut langsung dijawab oleh Allan Tandiono, Direktur Utama PT LRT Jakarta yang pada hari itu ikut berada di dalam kereta.
Allan menjelaskan bahwa dalam uji coba tersebut, laju kereta memang dibatasi hanya sebatas 15 km/jam dari kecepatan operasional sebenarnya, yakni 60 km/jam.
"Kecepatan uji coba ini tentu berdampak pada friksi rel dengan kereta, jadi guncangan cukup terasa," ungkap Allan. Lebih lanjut Allan mengatakan bahwa goyangan akan hilang ketika kereta berlari dengan kecepatan seharusnya.
Baca Juga: Nyaris Sentuh Harga Setengah Juta Rupiah, Ini 9 Manfaat Tak Terduga Buah Kersen yang Mahal
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR