NOVA.id - Menjelajah Gorontalo memang seru, karena salah satu provinsi di tanah Sulawesi ini menyimpan banyak pesona wisata yang indah.
Selain menikmati malam di Menara Pakaya, kali ini kita coba mampir ke sebuah danau nan menawan di tengah kota.
Namanya danau Limboto.
Baca Juga: Miris, Seorang Ibu Temukan Tempat PSK Terselubung di Dekat Sekolah Anaknya
Danau penuh sejarah dan menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo ini tampil bak atraksi alam yang memesona.
Hamparan air seluas 3.000 hektar, dengan kedalaman 5-8 meter yang dipagari perbukitan ini memang sedap dipandang mata.
Ditambah lagi dengan panorama tanaman air, seperti teratai dan eceng gondok yang membuat danau ini bak kolam raksasa cantik di tengah kota.
Baca Juga: Wah, LRT Buka Uji Coba Gratis, Sudah Coba Belum? Begini Cara Daftarnya
Nah, untuk mempercantik keindahan danau, upaya revitalisasi kawasan tersebut sedang digalakkan pemerintah setempat.
Namun, terlepas dari hal itu, keindahan danau ini memang patut dipuji.
Apalagi, saat senja mulai tiba.
Baca Juga: Menahan Air Mata, Anak Elvy Sukaesih Beberkan Ucapan Sang Bunda yang Buatnya Sakit Hati
Menariknya, di saat-saat menjelang senja seperti ini, beberapa warga datang berkumpul dan saling bercengkerama di sekitar danau untuk bersama-sama menikmati tenggelamnya matahari.
Di samping itu, beberapa nelayan sibuk mengambil sampan dan mendayung perahu hingga ke tengah danau untuk mencapai posisi segaris dengan cahaya matahari sore.
Sungguh pemandangan yang indah.
Baca Juga: Jangan Percaya Hoax! Ini 3 Informasi yang Salah tentang Imunisasi
Berkunjung ke Danau Limboto pada sore hari benar-benar nyaman.
Kita akan menikmati suasana sunyi, tenang, serta romantis yang melebur jadi satu.
Tentu akan membawa sebuah pengalaman wisata yang menyejukkan, dan pasti sulit didapat di tengah kebisingan kota.
Menurut penduduk sekitar, momen indah ini semakin semarak dan menyenangkan saat Festival Pesona Danau Limboto digelar.
Apalagi festival ini akan dihelat bersamaan dengan migrasi burung-burung antar benua yang singgah sejenak di danau tersebut.
Berdasarkan perkiraan, migrasi akan ramai antara bulan Agustus hingga Oktober mendatang.
Baca Juga: Tak Disangka, Gatot Brajamusti Pernah Sembuhkan Anak Reza Artamevia dengan Cara yang Tak Lazim!
Asal tahu saja, festival ini sudah diselenggarakan selama tiga tahun dan mendapat respon yang positif, baik dari masyarakat sekitar maupun Kementerian Pariwisata Indonesia.
Momen langka ini nantinya akan kembali dirayakan di bulan September 2019 mendatang.
Penasaran?
Yuk, mulai sekarang kosongkan jadwal di bulan September nanti. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR