NOVA.id – Vagina bengkak sering kali dialami oleh sebagian dari kita yang membuat kita pun jadi khawatir berlebihan.
Apalagi bila Miss V bengkak usai bercinta dengan pasangan, duh, pasti rasa nyeri dan kemerahan ini membuat kita trauma untuk bercinta kembali.
Baca Juga: Bongkar Fakta Pernikahannya dengan Barbie Kumalasari, Bagus Saputra: Senang Enggak, Menderita Iya
Meski begitu, Sahabat NOVA tak perlu khawatir, karena penyebab Miss V bengkak itu beragam.
Seperti apa?
Berikut ulasannya.
Baca Juga: Stop Jadi Perempuan Sein Kanan tapi Belok Kiri, Ini 4 Cara Agar Bugar dan Konsentrasi Naik Motor
Seks dengan cara kasar
Setiap saat kita terangsang sudah secara otomatis Miss V dan vulva mulai sedikit membengkak, karena tekanan darah di bawah sana.
Tetapi jika kita melihat gejala lain, seperti luka tipis di sekitar lubang vagina, mungkin berarti pembengkakan.
Ini bisa diakibatkan dari seks yang kasar terlebih jika Miss V mengalami pendarahan dan warnanya berubah sedikit menghitam dan biru, jelas Alyssa Dweck, MD, ob-gyn di Westchester, New York, dan rekan penulis V Is for Vagina.
Untuk meredakan bengkak, minum obat pereda nyeri OTC, atau rendam area genital dalam sitz bath atau duduk di bak mandi biasa yang diisi dengan air hangat selama sekitar 15 hingga 20 menit, Dr. Dweck merekomendasikan.
Baca Juga: Azriel Ulang Tahun, Ashanty dan Krisdayanti Kompak Beri Doa Manis
Reaksi alergi
Sangat mungkin vagina mengalami reaksi alergi atau memiliki kepekaan terhadap suatu produk, seperti kondom lateks, atau bahkan sperma, kata dr. Alyssa.
Menurut International Society for Sexual Medicine alergi semen, hipersensitivitas plasma mani, adalah reaksi alergi langka terhadap protein yang ditemukan dalam semen yang dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, nyeri, gatal, dan terbakar di area genital.
Namun, lebih sering daripada tidak, pembengkakan setelah hubungan seks adalah akibat dari sensitivitas tubuh atau alergi terhadap iritasi umum.
Baca Juga: Beda dari Ashanty, Panggilan Azriel untuk Raul Lemos Justru Tuai Perdebatan
Seperti produk dengan spermisida (nonoxynol 9), wewangian, lateks, dan obat-obatan vagina.
Untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, Dr. Alyssa merekomendasikan terlebih dahulu untuk menghilangkan salah satu dari barang-barang ini yang telah kita gunakan dan perhatikan bagaimana tubuh merespon.
Baca Juga: Cuma Perlu Waktu 1 Jam Saja untuk Orang Merasakan Jatuh Cinta Pandangan Pertama
Infeksi Jamur
Menurut Women’s Heath, infeksi jamur menjadi masalah yang sering sekali terjadi pada umumnya, rasa bengkak atau kemerahan akan diiringi dengan rasa gatak ekstrem di sekitar Miss V.
Gejala lain termasuk:
1. Nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seks
2. Nyeri dan / atau terbakar
3. Kemerahan dan pembengkakan itu dapat membuat vagina terlihat gemuk, meradang, dan melepuh.
Baca Juga: Berkaca dari Tragedi Irma Bule yang Tewas Digigit Ular, Ini Cara Hadapi Ular dengan Tepat dan Aman
Vaginosis bakteri
Kondisi ini terjadi ketika ada terlalu banyak bakteri tertentu dalam vagina, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Sementara mirip dengan gejala infeksi jamur (nyeri, gatal, terbakar, peradangan dan pembengkakan), bacterial vaginosis (BV) biasanya menyebabkan keluarnya cairan yang berwarna abu-abu, tipis, dan berbau amis, kata Dr. Alysa.
Baca Juga: Jerry Aurum Ungkap Alasannya Konsumsi Narkoba, Benarkah Stress karena Kondisi Putrinya?
Vagina kering
Jika saat bercinta kita meraskan vagina masih belum banyak mengeluarkan cairan ini bisa menyebakan Miss V jadi bengkak.
Masalahnya mungkin akibat pemanasan yang tidak cukup, tetapi kadar estrogen yang rendah karena menopause, perimenopause, laktasi, atau kontrol kelahiran juga dapat menyebabkan kekeringan dan atrofi vagina [penipisan, pengeringan, radang dinding vagina], kata Dr. Alyssa.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
IMS tertentu menyebabkan peradangan jaringan, seperti klamidia dan trikomoniasis, dapat menyebabkan pembengkakan vagina.
Sementara klamidia sering tidak menimbulkan gejala, trikomoniasis adalah penyebab umum dari vulva yang memerah dan membengkak yang juga dapat menyebabkan perdarahan setelah berhubungan seks, iritasi, dan bau.
Baca Juga: Jaga Putrinya yang Derita Leukimia, Begini Respon Denada Dengar Kabar Mantan Suami Positif Narkoba
Selulitis
Selulitis adalah infeksi bakteri pada kulit dan jaringan di bawahnya yang dapat menyebabkan kulit menjadi bengkak, merah, dan lunak, menurut Perpustakaan Kedokteran AS (NLM).
Selulitis dapat terjadi ketika, katakanlah, bakteri normal yang hidup di kulit masuk melalui luka atau kerusakan pada lapisan kulit kita, sehingga menyebabkan infeksi kulit.
Nah Sahabat NOVA, bila terjadi beberapa hal di atas, memang sebaiknya kita konsultasikan pada ahlinya supaya mendapat perawatan yang tepat, ya! (*)
Source | : | women's health |
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR