NOVA.id - Indonesia memiliki keindahan alam yang sungguh luar biasa.
Tak hanya laut dan gunung, keberadaan danau-danau di Indonesia juga begitu indah yang membuat kita bangga dengan negeri ini.
Indonesia kini tercatat memiliki sekitar 840 danau besar dan 735 danau kecil.
Dengan fakta ini, Indonesia menjadi negara dengan jumlah danau terbanyak di kawasan Asia.
Di sisi lain seperti kita ketahui keberadaan danau merupakan sumber air yang penting bagi kehidupan masyarakat, baik untuk kebutuhan sehari-hari, kegiatan perekonomian, serta fungsi ekologis yang dimilikinya.
Pengelolaan danau terintegrasi sangat penting bagi Indonesia, mengingat fungsi danau dan pemanfaatan ekosistem danau yang banyak dilakukan.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Orang Tua Tak Perlu Overprotektif soal Pacar Anak
Adapun ke-15 danau ini adalah Danau Toba, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Danau Kerinci, Danau Rawa Danau, Danau Rawa Pening, Danau Batur, Danau Sentarum, Danau Kaskade Mahakam, Danau Tempe, Danau Tondano, Danau Matano, Danau Poso, Danau Sentani, dan Danau Limboto.
Belum lama ini, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan (KLHK) pun mendorong revitalisasi danau-danau di nusantara khususnya 15 danau prioritas agar lebih menarik untuk dijadikan objek andalan pariwisata Tanah Air.
Bagi Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro dalam beberapa kesempatan telah dikemukakan bahwa salah satu cara untuk memberikan perhatian lebih kepada danau terutama di sektor pariwisata.
Baca Juga: Mudah dan Murah, Begini Cara Masak Telur Dadar ala Warung Padang!
Harus diakui dukungan promosi danau untuk menjadi objek pariwisata memang masih belum maksimal.
Padahal, kawasan danau sebenarnya sangat potensial dijadikan destinasi unggulan untuk wisatawan.
Kebanyakan promosi saat ini lebih diarahkan untuk wisata pantai maupun gunung.
Baca Juga: Ini 3 Dampak Kencan Online untuk Psikologi, Salah Satunya Rendah Diri
Mengintip negara lain, danau sebenarnya telah dijadikan salah satu tujuan utama pariwisata. Contohnya di Swiss.
Akan tetapi, pengembangan danau di Indonesia sendiri dipandang belum terlalu fokus.
Karena itulah, kondisinya perlu direvitalisasi dengan lebih dulu ditentukan danau-danau mana yang harus dijadikan prioritas untuk program ini.
Baca Juga: Perempuan, Jangan Lakukan 5 Hal Ini Jika Kita Ingin Hidup Bahagia!
Pada acara yang bertajuk Mengembangkan Potensi 15 Danau Prioritas Sebagai Destinasi Pariwisata Indonesia yang dipelopori oleh Forum Wartawan Pariwisata Indonesia (Forwapar) pada Rabu, (17/07), Dadang Rizky Ratman selaku Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Kementerian Pariwisata menekankan pentingnya melestarikan danau yang memiliki peran penting untuk perekonomian masyarakat.
“Danau sebagai suatu destinasi wisata alam (nature) perlu dijaga dengan baik, karena semakin dilestarikan semakin menyejahterakan," tegas Dadang.
Sementara itu, Hudoyo selaku Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa sudah semestinya pelestarian danau di Indonesia ini menjadi tanggung jawab bersama.
Baca Juga: Lagi Hits, Begini Wajah Tua Dian Sastro hingga Agnez Mo yang Ikut Age Challenge!
"Mari kita bulatkan tekad untuk menjaga lingkungan kita, menjaga danau. Danau adalah kehidupan. Rawat dan cintai mereka," ujar Hudoyo.
Dan, turut memberikan penjelasan, Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR, Ir. Ni Made Sumiarsih, M.Eng yang menyatakan bahwa sudah saatnya setiap unsur yang memiliki kepedulian terhadap danau ini mulai bekerja bersama-sama sesuai tanggung jawabnya.
Meskipun yang lain juga sudah kerja, mungkin masih belum terkoordinir dengan baik.
Baca Juga: Tampil Natural dan Flawless dengan 3 Produk Terbaru dari Revlon
Dengan adanya kegiatan ini, harapannya mulai saat ini kita akan dapat mengerjakannya bersama-sama.
Konsep program Citarum Harum bisa dipakai sebagai model kolaborasi di mana komando oleh gubernur.
Nantinya seluruh kementerian terkait, TNI, dan Polri akan mendukung, kata Ni Made Sumiarsih.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR