NOVA.id - Kemiskinan mang menjadi salah satu masalah yang dihadapi berbagai negara di dunia.
Tak hanya di Indonesia beberapap negara tetangga bahkan ada yang melakukan hal ekstrem demi terbebas dari kemiskinan.
Seperti sebuah daerah satu ini yang membuat ribuan perempuan memilih mengangkat rahimnya demi mendapat pekerjaan dan terebas dari kemiskinan.
Baca Juga: Ikonik! Sepatu Nike Keluaran Tahun 1972 Sukses Pecahkan Rekor Dunia dan Dijual Seharga Rp6,1 Miliar
Inilah yang dilakukan para perempuan desa dengan mata pencaharian sebagai petani.
Bahkan di usia masih begitu muda, mereka memilih untuk kehilangan organ penting dalam tubuh demi kesempatan kerja yang lebih baik.
Padahal, prosedur yang perlu dijalani begitu menyakitkan.
Baca Juga: Bukti Kepercayaan Konsumen, Sasa Raih Penghargaan Superbrands 2019
Namun kemiskinan mendorong mereka untuk berani mengambil keputusan penuh risiko tersebut.
Melansir Al Jazeera, para perempuan petani dari Distrik Beed, Maharashtra, India, memilih melakukan operasi pengangkatan rahim sebagai solusi.
Berdasarkan data yang dihimpun media-media India, sekitar 4500 perempuan di Beed telah melakukan operasi pengangkatan rahim yang sebenarnya tak diperlukan.
Baca Juga: Akui Nikah Siri Duluan dengan Irish Bella, Ini Reaksi Ustaz Soal Ammar Zoni Ulang Ijab Kabul 2 Kali
Kebanyakan dorongan sosial dan ekonomi yang membuat mereka nekat berangkat ke dokter dan meminta operasi tersebut dilakukan.
Daerah Beed merupakan daerah rawan kekeringan, sumber pencaharian utama di daerah tersebut ialah memotong pohon tebu.
Para perempuan pun turut serta ke ladang, memotong tebu dari pukul 4 pagi hingga malam menjelang.
Baca Juga: Tindakan Ayah Cut Meyriska Saat Acara Lamaran Roger Danuarta Buktikan Ramalan Mbah Mijan Jadi Nyata?
Tak hanya memotong tebu, mereka juga mesti mengangkat potongan-potongan bahan utama pembuatan gula tersebut.
Waktu sangat berharga, bahkan mereka tak bisa pergi ke toilet sekadar untuk buang air kecil.
Oleh karena itu, rasa sakit akibat haid yang dialami perempuan dianggap sebagai penghalang produktivitas kerja mereka.
Baca Juga: Ditegur KPI karena Cium Ruth Sahanaya, Jeffry Waworuntu Angkat Bicara
Pushpa, seorang pekerja ladang, mengalami hal ini.
Tiap menstruasi ia merasa sakit dan mengalami pendarahan deras, kerjanya pun terhambat karena kondisinya tersebut.
Lantas Pushpa yang saat itu baru berusia 26 tahun memilih untuk melakukan operasi pengangkatan rahim sebagai 'obat' permanen.
Selain Pushpa, sesama perempuan pekerja ladang, Rukhmini Tandale, juga melakukan hal yang sama.
Parahnya, dokter di daerah Beed justru memberikan 'dukungan' bagi para perempuan pekerja ladang untuk mengangkat rahim mereka.
Bahkan, Tandale bercerita, jika dokternya mengatakan pengangkatan rahim dapat mencegah kanker.
Baca Juga: Detik-Detik Lamaran Romantis Adik Ipar Tasya Kamila, Cincin Disembunyikan di Tempat Tak Terduga!
Maka muncul pula dugaan jika dokter-dokter di Beed memanfaatkan kepercayaan para perempuan malang ini sebagai cara mendapatkan uang lebih.
Perempuan di Beed kerap dipengaruhi jika rahim mereka tak lagi berguna setelah melahirkan, lalu didorong untuk melakukan operasi pengangkatan rahim.
Apalagi di daerah pertanian Beed, tampak adanya kesenjangan di mana perempuan yang telah diangkat rahimnya, mendapat kesempatan kerja lebih baik.
Baca Juga: Pernikahannya Hancur karena Pelakor, Artis Cantik Ini Malah Dituding Jual Diri Demi Sambung Hidup
"Air yang langka di sini menyebabkan lapangan kerja juga sempit. Kami tak boleh kehilangan pekerjaan karena masalah keperempuanan," tutur Vrandavani Sandeep, pekerja ladang yang telah melakukan operasi serupa. (*)
Artikel ini pernah tayang di laman Nakita.ID dengan judul Dijerat Kemiskinan, Ribuan Wanita di Daerah Ini Pilih Angkat Rahim karena Takut Kehilangan Pekerjaan!
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Nuzulia Rega |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR