NOVA.id - Gempa dengan magnitudo 7,4 terjadi pada Jumat (02/08) pukul 19.03 WIB.
Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) juga sempat memberikan peringatan dini tsunami pada saat gempa.
Tiga daerah yang berpotensi terkena tsunami karena gempa ini adalah Pandeglang bagian selatan, Lampung Barat, dan Lebak.
Baca Juga: Syahnaz Berlinang Air Mata, Nisya Disebut Kuasai Rumah Mewah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
Para warga sempat diimbau untuk menjauhi daerah pantai, terutama mereka yang ada di Lampung, Jawa Barat, dan Banten.
Sekitar pukul 21.35 WIB, peringatan dini tsunami tersebut akhirnya dicabut.
Gempa yang terjadi di Banten tersebut membuat warga panik dan berhamburan keluar gedung.
Baca Juga: Jarang Terekspos, Anak Agung Hercules Ungkap Jeritan Hatinya di Depan Pusara Sang Ayah
Getaran ini dirasakan cukup lama di Jakarta, Lampung, Yogyakarta, Banyuwangi hingga Mataram.
Dikutip dari Kompas.com, pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dan Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Gayati Indah Marliyani mengungkapkan bagaimana getaran gempa yang ada di ujung barat Pulau Jawa ini bisa terasa hingga ke ujung timur pulau bahkan hingga sampai ke Mataram.
"Karakteristik gempa merata seperti itu, biasanya (pusat) gempanya ada di bagian dalam dari zona subduksi. Atau istilah geologinya intra-slab," ujar Gayatri
Baca Juga: Lala Bongkar Sisi Lain Rafathar Sambil Berderai Air Mata, Raffi Ahmad: Udah Saya Gak Kuat
Hal ini terjadi karena lempeng samudera yang pecah, retak atau patah, sehingga hiposenter agak dalam dan getarannya bisa menjangkau ratusan hingga ribuan kilometer.
Gempa ini yang terjadi di zona intra-slab jarang menimbulkan gempa susulan.
"Gempa ini tidak seperti gempa di atas (gempa dangkal) yang memiliki sesar-sesar kecil dan menimbulkan gempa-gempa susulan yang kecil (kekuatannya)," jelas Gayatri.
"Kalau gempa di bawah (dalam) cenderung lebih cepat recovery atau lebih cepat kembali ke posisi awal. Sehingga gempa susulan tidak banyak, berbeda dengan gempa yang sesar," ungkapnya.
Gempa yang awalnya bermagnitudo 7,4 ini kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,9. (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Hinggar |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR