NOVA.id - Selama bulan Agustus, langit akan mendapatkan sedikit serpihan komet atau yang disebut juga hujan meteor perseid.
Di Indonesia, hujan meteor perseid ini mencapai puncaknya pada, Selasa (12/08) dini hari.
Berikut 10 fakta unik hujan meteor perseid yang belum banyak diketahui orang.
Baca Juga: Yuk, Coba 3 Ide Me Time Ini agar Weekend Makin Seru
1. Komet Terbesar
Comet Swift-Tuttle yang menciptakan hujan meteor perseid merupakan objek terbesar.
Kejatuhan komet ini terjadi berulang di dekat bumi atau sekitar 26 km dari Nucleus.
Besar komet tersebut kurang lebih sama dengan benda langit yang membuat Dinosaurus ke luar dari bumi.
Baca Juga: Tupperware Indonesia Pecahkan Rekor Dunia Lewat Aksi Donor Darah
2. Waktu Kejatuhan Komet
Astronom, Brian Marsden mengkalkulasi Comet Swift-Tuttle akan berada sangat dekat dengan bumi di masa depan.
Tepatnya pada tahun 3034, jarak komet tersebut hanya sekitar satu juta mil dengan bumi.
Namun, belum diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
3. Kecepatan Komet
Hujan meteor perseid terjadi begitu cepat di luar angkasa.
Kejatuhan komet tersebut terjadi sekitar 60 kilometer per detik.
Ukurannya bervariasi seperti butiran pasir, kacang polong, atau kelereng, dan tidak ada yang menghantam tanah, tetapi jika hal itu terjadi maka akan disebut meteorit.
4. Suhu
Ketika sebuah partikel perseid memasuki atmosfer, ia mengeluarkan suhu udara panas sekitar 3.000 derajat Fahrenheit yang setara dengan 1.650 derajat Celcius.
Panas menguap di meteor sehingga menciptakan bintang jatuh, sebagian besar terlihat pada jarak 60 mil ke atas atau 97 kilometer.
Beberapa meteor juga kadang menyebabkan percikan, kilat terang seperti bola api, hingga ledakan yang dapat didengar dari tanah.
Baca Juga: Pernah Syuting Bersama di Satu Sinetron, Nia Ramadhani Ungkap Kekesalannya pada Marshanda
5. Jumlah Komet
Kebanyakan berasal dari Awan Oort yang jauh lalu membentang hampir separuh jalan ke bintang berikutnya.
Umunya tidak melintasi matahari, tapi beberapa seperti Swift-Tuttle mengalami lintasan gravitasi baru.
Baca Juga: Hari Pramuka 2019: Ini 3 Tokoh Perempuan Dunia di Balik Sejarah Gerakan Pramuka
6. Terdapat di Sungai
Berdasarkan penelitian, sungai menjadi tempat perlindungan bagi komet terjadi selama lebih dari 130 tahun.
Lalu, komet melayang melalui ruang dan menyebar dari waktu ke waktu.
7. Hujan Puing
Sesuai rotasi bumi, sisi komet yang menghadap ke arah matahari cenderung lebih banyak hujan puing.
Hujan meteor perseid jatuh secara acak dan umumnya terlihat saat mendung atau hujan.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan di musim lainnya.
8. Terjadi pada Tahun 1992
Sebelum saat ini, hujan meteor terseid terjadi terakhir kali pada tahun 1992.
Lalu, sebelumnya tahun 1852 dilihat dengan mata telanjang oleh astronom Amerika Lewis Swift dan Horace Tuttle.
Bahkan, disinyalir Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln pernah melihatnya.
9. Waktu Penelusuran
Swift-Tuttle Comet telah ditelusuri hampir 2.000 tahun lalu atau sekitar 69 SM.
Dulu dianggap orbit, tetapi sekarang disebut komet.
Alhasil, kita bisa merasakan hujan meteor perseid dari komet tersebut.
Baca Juga: 5 Hal Ini Perlu Kita Tahu Soal Pekerjaan di Masa Depan, Apa Saja?
10. Waktu Kembali
Swift-Tuttle diperkirakan akan menginjak bumi kembali pada tahun 2126, setelah yang baru saja terjadi.
Jika hal itu benar, maka tahun 2126 menjadi momen milenium ke-3 pengamatan manusia terhadap komet secara terbuka.
Nah, itu fakta uniknya! (*)
KOMENTAR