NOVA.id - Perayaan HUT ke-74 Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2019 tentu menjadi salah satu momen spesial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Berbagai kreasi pun berlomba-lomba dipamerkan di Hari Kemerdekaan ini.
Tak sedikit yang memberikan persembahan menarik untuk memperingati jasa para pahlawan yang telah gugur.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Jika Dikasih Waktu Hanya 5 Menit, Hal Romantis Ini akan Nirina Zubir Lakukan
Salah satunya pembentangan sang saka merah putih.
Kini bendera bukan hanya dikibarkan di langit-langit Indonesia melalui sebuah tiang panjang saja, namun berkibar juga di lautan.
Seperti di bawah laut Gili Trawangan, Lombok pada siang hari kemarin.
Tepat pukul 13.30 WITA, Divers Clean Action salah satu komunitas penggiat lingkungan, Nusantraksi, PT Fast Food Indonesia (KFC) dan 3 warga negara asing melakukan diving ke bawah lautan.
Dan berhasil membentangkan bendera merah putih di kedalaman 8-18 meter laut Gili Trawangan.
Uniknya setelah melakukan pembentangan bendera, mereka langsung melanjutkan dengan kegiatan pemungutan sampah di lautan.
Agar laut di sekitar terbebas dari sampah-sampah yang dapat mengancam ekosistem laut.
"Kegiatan serupa ini juga dilakukan oleh teman-teman Divers Clean Action di Pulau Seribu," kata Founder Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari di Gili Trawangan usai membentangkan bendera.
Baca Juga: Kerutan di Wajah Bikin Tak Percaya Diri? Atasi dengan Masker Kunyit Buatan Sendiri yuk!
"Untuk kegiatan bersih-bersih ini enggak terlalu banyak karena adanya peralihan musim dari musim angin timur ke angin musim barat,” sambungnya.
Sehingga lautan terlihat lebih jernih dan sampah jarang ditemui.
Meski demikian, pada bulan-bulan tertentu lautan memang menjadi lebih kotor karena anginnya berbalik sambil membawa sampah-sampah itu ke lautan Indonesia.
Seperti di bulan Desember saat angin barat berlangsung, sampah terlihat hilir mudik di perairan Gili Trawangan.
Sehingga Tenia, sapaan akrabnya, dan timnya selalu menyuarakan dan melakukan gerakan peduli lingkungan, salah satunya memberikan edukasi secara terus menerus tentang bahaya sampah khususnya sampah plastik.
“Sayang kalau ekosistem sebagus ini dirusak. Terbukti sekitar satu jam diving, kita melihat ada tiga penyu dan dua hiu. Ekosistem sehat, jadi penting menjaga air dan memberikan edukasi mengenai pantai,” lanjut dia.
Walau begitu tak dapat dipungkiri lautan Gili memang belum bersih total, karena di sini masih ditemukan sampah plastik yang dapat membahayakan ekosistem di lautan.
"Pantai di sini sekitar sini (Sama Sama hingga Trawangan Dive) bersih karena dibersihkan oleh pihak resort atau hotel atau resto di pinggir. Tapi di 5 meter area ada puntung rokok delapan,” tutupnya. (*)
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR