twitter @infoBMKG
BMKG Sebut Dua Gempa yang Terjadi di Laut Jawa Langka! Apa Sebabnya?
Dikutip dari infobmkg, gempa dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab lempeng Indo-Australia.
Hal ini melihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya termasuk dalam gempa dalam (deep focus earthquake).
BMKG juga menyatakan bahwa gempa tersebut merupakan fenomena alam yang langka.
Baca Juga: Melihat Kediaman Pasha Ungu yang Dibangun di Atas Tanah Seluas 6.000 Meter, Boy William: Kayak Neverland
Hal ini disebabkan hiposenternya yang dalam sehingga spektrum guncangan dirasakan dalam wilayah yang luas.
Karena hiposenternya cukup dalam, energinya pun sudah melemah ketika sampai di permukaan bumi.
View this post on Instagram
Hari Kamis, 19 September 2019, pukul 14.06.31 WIB dan pukul 14.31.59 WIB, wilayah Laut Jawa terjadi dua gempabumi tektonik dengan selisih waktu 25 menit dan jarak episenter 21 km. . . Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter UPDATE dengan magnitudo Mw=6,1 dan Mw=6,0. Episenter gempabumi pertama terletak pada koordinat 6,1 LS dan 111,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah timur laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah pada kedalaman 620 km. Episenter gempabumi kedua terletak pada koordinat 6,24 LS dan 111,84 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 km arah timur laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah pada kedalaman 623 km. . . Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa ini merupakan gempa dalam (deep focus earthquake) yang dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di kedalaman tersebut. . . Kedua gempabumi ini dirasakan di Madura, Malang, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa, Bima III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Cilacap, Purworejo, Yogyakarta, Lumajang, Tuban, Trenggalek, Surabaya, Bandung II- III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. . . Gempa hiposenter dalam yang melebihi 300 kilometer dinilai sebagai fenomena alam yang menarik karena jarang terjadi. Gempa ini dirasakan dalam wilayah yang luas dari Bandung hingga Lombok. Hal ini disebakan hiposenternya yang dalam sehingga spektrum guncangan dirasakan dalam wilayah yang luas. Patut disyukuri bahwa gempa tidak berdampak merusak, karena kedalaman hiposenternya yang sangat dalam sehingga energinya sudah mengalami perlemahan setelah sampai di permukaan Bumi. . . Lanjut dikomentar....
A post shared by BMKG (@infobmkg) on
Baca Juga: Unggah Hasil USG Usia Kehamilan 18 Minggu, Shandy Aulia: Bayinya Malu-Malu
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Salah Beli Kasur Tidak Hanya Boros Namun Juga Bikin Gangguan Mental
KOMENTAR