NOVA.id – Banyak orang, mungkin termasuk kita, yang sangat mengandalkan BPJS Kesehatan.
Karena selain mendapatkan layanan dan obat gratis, BPJS Kesehatan menanggung lebih banyak jenis penyakit yang diderita pasien.
Jadi kalau sudah ada BPJS, apakah masih perlu punya asuransi kesehatan?
Apalagi wacana kenaikan iuran sempat membuat pengguna BPJS kecewa.
Baca Juga: Jadi Pasien BPJS Kelas 3, Aldi Taher Beberkan Kondisi Ruang Perawatan Ria Irawan
Mungkin pengalaman Tiara (40), si pengguna BPJS pernah Anda alami juga.
Tiara sudah mengantre lama di rumah sakit, dia harus memeriksakan penyakitnya kepada dokter.
Dalam beberapa bulan belakangan, sudah beberapa kali perempuan berambut panjang itu bolak-balik ke rumah sakit.
Baca Juga: Pilu, Ria Irawan Harus Tahan Cacian Artis Pakai BPJS saat Mati-matian Lawan Kanker
Dia ingin sakit pada kakinya segera tertangani.
Namun, karena pakai layanan kesehatan gratis dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dia merasa prosesnya begitu lambat.
“Jadi kalau hari ini berobat, saya baru bisa kembali lagi untuk tes laboratorium bulan depan.
"Bulan berikutnya, hasil tes itu baru dibacakan,” kata Tiara mengisahkan proses berobat yang dialaminya.
Buat kita yang biasa mengakses fasilitas rumah sakit tanpa BPJS Kesehatan, rasanya proses itu sudah bisa dibilang kelewatan.
Karena sesungguhnya itu bisa dilakukan hanya dalam sehari.
Meski begitu, apakah Tiara kecewa? Jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, tentu saja tidak.
Karena dengan BPJS Kesehatan, bukan hanya gratis konsultasi dan pemeriksaan, tapi juga obat-obatan untuk penyakitnya.
Baca Juga: Kece! Koleksi Model Sepatu Terbaru untuk Perempuan dari Nike
Hanya saja Tiara mengaku sebal dengan pelayanan BPJS.
Apalagi saat ini sudah ada usulan tentang kenaikan iuran BPJS Kesehatan dua kali lipat.
Kenaikan yang rencananya berlaku tahun depan itu membuat ibu satu anak ini harus menguras kantongnya lebih dalam lagi.
Asal tahu saja, saat ini iuran BPJS Kesehatan adalah sebesar Rp25.500 (kelas 3), Rp51.000 (kelas 2), dan Rp80.000 (kelas 1).
Baca Juga: Iuran BPJS Naik Sesuai Usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Berapa dan Mulai Kapan?
Kalau jadi naik dua kali lipat, tinggal kalikan saja.
Apakah dengan kenaikan iuran dan layanan yang menurutnya masih belum sesuai yang diinginkan, membuat Tiara berpaling menggunakan asuransi kesehatan swasta?
Seperti kita tahu, pengguna asuransi kesehatan swasta biasanya mendapatkan layanan lebih baik.
Tapi tentunya dengan premi yang juga lebih tinggi.
Menurut Tejasari Asad, perencana keuangan dari Tatadana Consulting, meski rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan diprotes, orang dianggap masih lebih banyak mengutamakan pemakaian BPJS Kesehatan ketimbang asuransi kesehatan reguler.
“BPJS Kesehatan masih jadi solusi utama buat orang-orang yang memiliki dana terbatas untuk punya asuransi kesehatan,” kata Tejasari.
Nah, bagaimana dengan Anda? (*)
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Muhamad Yunus |
Editor | : | Indira D. Saraswaty |
KOMENTAR