Sejak itu, Meutya mengaku jika dirinya menyukai liputan yang betul-betul butuh perjuangan keras seperti demonstrasi, perang, dan daerah konflik.
Tak hanya di Indonesia, melainkan juga di luar negeri.
Bak gayung bersambut, kesukaan Meutya itu dijawab dengan tantangan penugasan ke sejumlah negara yang dilanda peperangan.
Baca Juga: Tinggalkan Inggris, Laely Farida Justru Sukses Bangun Bisnis di Kaki Gunung Rinjani
Salah satunya di Irak, pada 18 Februari 2005.
Namun nahas, saat meliput perang, Meutya dan rekannya Budiyanto malah diculik dan disandera kelompok bersenjata di negara itu.
Pemerintah Indonesia tentu heboh, bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu sampai harus turun tangan untuk membantu membebaskan.
Baca Juga: Fakta Hillary Brigitta Lasut, Perempuan Termuda yang Jadi Anggota DPR RI
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR