Jadi para penonton tetap akan mendapatkan bagian pengenalan, permasalahan, dan penyelesaian seperti yang biasanya dijumpai dalam film fiksi.
“Untuk sudut pandang, kami mencoba mengulik hal-hal ringan yang kita semua bisa lakukan dalam keseharian. Tujuannya agar penonton juga bisa memilih mempraktikkan bagian mana yang paling dekat dengan keseharian mereka,” tambah Ilun.
Dilanjutkannya bahwa pendekatan kreatif tadi sangat diperlukan agar pesan-pesan yang ingin disampaikan film ini dapat dengan mudah dimengerti oleh para penonton dari berbagai kalangan.
Selain itu untuk menghindarkan film SEMESTA menjadi tontonan dokumenter yang menakutkan, terlebih ketika praktik merawat alam Indonesia dihubungkan dengan pendekatan agama dan budaya.
Pemanasan global karena ulah manusia yang mengakibatkan kerusakan dalam banyak aspek kehidupan seharusnya dipandang sebagai tanggung jawab semua orang.
Sudah sepatutnya juga setiap orang berkontribusi dalam merawat alam.
KOMENTAR