NOVA.id - Apa saja yang sudah kita lakukan menggunakan WhatsApp (WA)?
Jawabannya: banyak.
Aplikasi pesan instan itu memang sudah seperti jadi bagian dari diri kita.
Tak cuma saling berkirim pesan dengan keluarga dan sahabat, tapi juga membaca info terbaru, jualan online, dan ikutan kuliah WA alias kulwap.
Ada banyak penyelenggara kulwap.
Ada perorangan, komunitas, ada juga perusahaan. Salah satu komunitas yang sering menyelenggarakan kulwap adalah Bolu (Belajar Online Yuk).
Baca Juga: Kuliah Via Whatsapp: Solusi Belajar di Rumah Jika Ruang Gerak dan Waktu Para Ibu Terbatas
Memasang segmen ibu-ibu rumah tangga, Bolu mengadakan kulwap kepada 4.500 anggota yang terbagi dalam beberapa grup WA dari seluruh Indonesia.
Topik ajarannya beragam, namun fokusnya lebih mementingkan meningkatkan wawasan dan kemampuan anggota untuk berjualan online.
Jadi segmennya adalah ibu-ibu yang punya usaha rumahan.
Baca Juga: Kuliah Via Whatsapp Bisa Jangkau Para Ibu di Rumah, KPPPA: Manfaatnya Sangat Luar Biasa
“Kenapa pakai WA? Ya, karena user kami sukanya WA. Aplikasi itu paling banyak digunakan sehari-hari, paling mudah mengadopsinya. Lagian, sebentar-sebentar kita ngecek WA, kan?” kata Sander Winata, Business Development Manager Bolu (Belajar Online Yuk).
Kepada NOVA, Sander bercerita banyak tentang kulwap.
Mulai cara ikutan, bekal yang harus disiapkan, sampai tema menarik yang layak diikuti.
“Ikut kulwap itu banyak untungnya, kita bisa dapat ilmu dengan biaya murah. Paket data gratis, karena sambil dipakai buat kebutuhan komunikasi lain,” tambah Sander.
Kalau sudah tahu cara ikutan kulwap, pastikan kita juga siap buat join dan menyerap ilmunya. Karena kalau masih ragu, materi yang diberikan pasti bakal sia-sia.
Kata Sander, “Pastikan kita tertarik temanya dan harus mau ngerjain tugas biar hasilnya lebih terlihat.”
Kalau kemauan sudah ada, pasti kita akan meluangkan waktu untuk ikut kulwapnya.
Tenang saja, biasanya waktu kulwap disesuaikan dengan kesibukan rata-rata anggotanya.
Kalau di Bolu, kulwap biasanya malam hari, setelah pekerjaan rumah tangga berkurang.
“Biasanya jam 8-9 malam, setelah suami pulang dan suasana mulai santai,” tambah Sander.
O, iya, kulwap ada yang berbayar. Tapi biaya itu diyakini Sander tak seberapa dibandingkan ilmu yang didapat.
Misalnya kulwap jualan online, biaya yang dikeluarkan pasti akan terbayar dengan keuntungan jualan yang didapat.
“Asalkan kita bisa mempraktikkan sesuai materi yang diberikan,” seloroh Sander.
Siap ikut kulwap? (*)
Penulis | : | Muhamad Yunus |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR