NOVA.id - Setiap orang tua pasti akan melakukan yang terbaik untuk anak-anak mereka.
Itu sebabnya orang tua terus mengendalikan setiap langkah yang diambil anak, mengajar, dan memotivasi mereka.
Namun, beberapa ungkapan yang menurut orang dewasa mungkin terdengar tidak berbahaya rupanya dapat membahayakan jiwa anak-anak mereka (yang belum dewasa).
Berdasarkan pendapat para psikolog, Bright Side menemukan frasa mana yang dapat memengaruhi prinsip-prinsip kehidupan anak-anak kita di masa depan.
1. Kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan
Mendukung anak-anak dalam hobi dan tujuan mereka untuk masa depan adalah hal yang baik. Namun ambisi anak-anak yang berlebihan juga dapat memiliki efek negatif.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menyampaikan kepada sang anak bahwa mereka perlu memiliki rencana B, jika mereka tidak meraih impian mereka tentang karier masa depan mereka menjadi kenyataan.
Tidak setiap anak bisa menjadi ahli bedah, astronot, atau bintang sepak bola yang berbakat, bahkan jika mereka terus bekerja keras untuk mencapai tujuan itu. Tugas orang tua adalah mengajarkan anak itu menjadi realistis dan menetapkan tujuan yang bisa dicapai, serta memperingatkan mereka bahwa mungkin ada kekecewaan dalam hidup.
Baca Juga: 7 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak, Jangan Pernah Lakukan Lagi!
2. Lakukan, bahkan jika kamu tidak bisa
Ketika menyangkut masalah fisik, instruksi ini mungkin membahayakan anak.
Ungkapan ini paling sering berasal dari orang tua yang mencoba mewujudkan impian mereka yang tidak terwujud menjadi kenyataan dengan bantuan anak-anak mereka (seperti menjadi balerina atau atlet bintang).
Latihan yang terlalu intens dapat berakhir dengan trauma yang dapat mencoret masa depan sang anak.
Baca Juga: Dikenal Punya Gaya Hidup Bebas, Andi Soraya Punya Cara Unik untuk Mendidik Anak
3. Kamu seperti ayah/ibumu
Tidak ada yang buruk tentang membandingkan anak-anak dengan salah satu kerabat mereka, dalam arti positif.
Namun, sayangnya, frasa ini biasanya memiliki konotasi negatif, dan bukan hanya anak-anak tetapi juga perilaku orang tua yang dikritik.
Ini membingungkan anak-anak, membuat mereka mengambil sisi ayah atau ibu mereka, sementara mereka akhirnya mencoba untuk menyenangkan salah satu dari mereka.
Baca Juga: Cara Mendidik Anak ala Carrisa Puteri dan Arzeti Bilbina, Ajarkan Berbagi hingga Politik
4. Kamu yang terbaik. Tidak ada yang sebanding dengan kamu
Sekalipun kita mengucapkan ungkapan-ungkapan ini dengan cinta, tetap saja, mengidealkan seorang anak mungkin memiliki konsekuensi negatif bagi harga diri mereka.
Ini mengarah ke situasi di mana anak-anak tidak berani mencoba sendiri dalam sesuatu yang baru, takut mereka akan gagal dan tidak akan memenuhi harapan orang tua mereka.
Baca Juga: Jangan Pernah Menghukum Anak dengan Memukul, Akibatnya Bisa Fatal, Ini Penjelasannya!
5. Jangan bicara dengan orang asing
Konsep ini terlalu rumit untuk dipahami ketika menyangkut anak kecil.
Selain itu, mereka mungkin mulai menjauh dari semua orang asing, termasuk mereka yang mencoba membantu mereka (seperti petugas pemadam kebakaran atau polisi, misalnya).
Daripada melarang anak berbicara dengan orang asing, lebih baik menjelaskan kepada mereka bagaimana berperilaku dalam situasi tertentu.
Misalnya, jika beberapa pria yang mencurigakan menawarkan permen atau memanggil anak itu ke mobil atau rumahnya.
Baca Juga: Narasi Gelar Gerakan Indonesia Butuh Anak Muda untuk Rayakan Dekade Baru
6. Kamu sangat pintar!
Sekilas, frasa ini mungkin terlihat seperti cara yang baik untuk memuji seorang anak.
Namun, hal itu dapat membuat mereka berpikir bahwa tidak perlu melakukan banyak upaya untuk mencapai kesuksesan, karena mereka memiliki bakat atau kecerdasan alami.
Lebih baik kita mendorong pekerjaan dan upaya anak-anak, daripada fitur mereka.
Misalnya, "kamu telah bekerja sangat keras dalam proyek ini" atau "Ibu yakin kamu akan melakukannya karena kamu telah menghabiskan begitu banyak waktu dan upaya untuk tugas ini."
Baca Juga: Jarang Disadari, Ini Pentingnya Pembelajaran Critical Thinking untuk Anak
7. Biarkan Ibu membantu kamu
Kemampuan seorang anak untuk menentukan kapan mereka benar-benar membutuhkan bantuan dari luar dan kapan mereka dapat mengatasinya sendiri adalah salah satu keterampilan terpenting yang harus anak kita peroleh di usia dini.
Banyak orang tua mendahului kebutuhan anak-anak mereka, misalnya, ketika membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah, yang bisa dilakukan seorang anak sendiri.
Di kemudian hari dalam kehidupan dewasa, anak kita akan kesulitan memulai sesuatu yang baru, karena mereka takut gagal. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR