NOVA.id – Mengembangkan bisnis di dunia mode rupanya menjadi tantangan tersendiri bagi fashion desainer atau creative director.
Usaha mereka tak melulu soal fashion show, tetapi juga strategi marketing dan sustainable yang dirasa penting untuk mendukung bisnis mereka.
Melihat kesulitan yang terjadi, Sparks Fashion Academy (SFA) gelar gathering SFA Soiree New Age Culture Movement.
Baca Juga: Fashion Rhapsody 2020 Hadirkan Harmoni Bumi untuk Lestarikan Lingkungan
Tema ini sesuai dengan misi SFA sebagai lembaga pendidikan mode yang menjawab tantangan fashion di era modern.
Pada kesempatan ini pula SFA memperkenalkan layanan terbaru SFA Fashion Consultancy Fast Track to Business.
Ini adalah layanan konsultansi bisnis fashion yang bertujuan mendorong pertumbuhan angka fashionpreneur yang produktif dan mampu bersaing secara global.
Baca Juga: Tips Memilih Jenis Sepatu yang Bikin Kita Terlihat Lebih Tinggi, Bukan Cuma Heels!
“Selama ini banyak pemilik brand sering menghadapi kesulitan di dalam produksi, misalnya mencari konveksi yang bagus, kesulitan mendapatkan material kain dan perbandingan harga," Floery D. Mustika, CEO SFA.
Ia juga tak menampik bahwa banyak pengusaha mode pun kesulitan untuk masuk ke pasar online dan offline.
Inilah yang menyebabkan pertumbuhan fashionpreuneur Tanah Air masih di bawah angka yang diharapkan.
Baca Juga: Rayakan Anniversary Pertama, Kopi Yor Luncurkan Kopi Banana x Indomilk
Layanan SFA Fashion Consultancy menjembatani para lulusan sekolah mode ataupun fashionpreneuer yang selama ini menghadapi banyak tantangan bisnis di era disrupsi, yakni melalui layanan bimbingan pengembangan bisnis dengan track yang benar.
Dan tidak hanya itu saja, layanan ini juga membantu menyediakan production sourcing dan online atau offline business channel.
“Dengan layanan terbaru SFA ini, kami optimis target menciptakan lebih 500 fashionpreneuer di 2020 akan tercapai dengan baik, dan yang terpenting menjadikan fashionpreneuer yang produktif dan mampu bersaing secara global," ujarnya.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR