Tim Guru Besar Unair Teliti Vaksin Virus Corona, Benarkah Bumbu Dapur Ini Bisa Jadi Penangkalnya?

NOVA.id - Pemerintah baru saja mengumumkan kasus virus Corona.

Joko Widodo pada Senin, (02/03) mengungkapkan ada 2 pasien positif terpapar virus Corona usai melakukan kontak dengan seorang warga Jepang.

Melansir dari Kompas.com, demam menjadi gejala paling umum di antara pasien yang terpapar corona.

Baca Juga: Dua WNI Positif Corona, Menkes Terawan Jelaskan Prosedur Penanganannya

Penelitian yang melibatkan hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, mengidentifikasi pola khas gejala yang terkait dengan virus corona Covid-19.

Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sedangkah lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.

Kurang lebih sepertiganya mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.

Baca Juga: Panduan Persiapan Rumah dan Keluarga Menghadapi Wabah Corona

Gejala pertama mungkin tidak muncul tepat setelah seseorang terinfeksi.

Berdasarkan warta Kompas TV pada Senin, (02/03), sekelompok peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) di Pasuruan, Jawa Timur, menciptakan anti-virus corona dengan memanfaatkan empon-empon atau rempah-rempah sebagai bahan dasar infeksi virus.

Penelitian pembuatan infeksi dilakukan di laboratorium yang terletak di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gading Rejo.

Baca Juga: Khawatir 2 Staff Positif Corona, Agensi Rilis Pernyataan Resmi Bahwa Chungha Negatif Corona, Tetap Batal Tampil di Jakarta

Rempah-rempah dapur yang digunakan seperti jahe, kunyit, daun sereh, dan temulawak yang memang banyak ditemui di pasaran. Sebagai media eksperimen, para peneliti pun menggunakan 30 ekor ferret.

Ada tiga formulasi yang dilakukan peneliti untuk mengetahui infeksi virus corona. Pertama, dengan menginjeksikan ramuan empon-empon ke ferret secara terus-menerus.

Kedua, menginjeksi virus ganas selevel corona lalu beberapa saat setelahnya ferret disuntik virus.

Baca Juga: Viral Pesan Berantai Sebut 6 Kota di Indonesia Masuk Zona Kuning Virus Corona, Kemenkes Keluarkan Pernyataan Resminya

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

Sahabat NOVA, Tabloid NOVA edisi 1671 sudah terbit, lo! Apa saja yang akan dibahas, ya? ⁣ ⁣ Najwa Shihab kerap dikenal sebagai perempuan yang tangguh di kalangan masyarakat. Namun, ia menolak bila disebut sebagai perempuan yang kuat dan menang sendiri. Kenapa? Selain membeberkan alasan ia menolak sebutan itu, Najwa yang sudah menikah waktu masa kuliah ini, bagikan rahasia mengapa rumah tangganya tidak pernah diterpa oleh rumor buruk. Dalam edisi kali ini juga ada kisah tentang sisi lain Najwa. Ia yang selalu tegas saat berdebat dengan orang lain, ternyata bisa kalah saat bertukar pendapat dengan sosok ini, lo! Siapa, ya? ⁣ ⁣ Banyak pasangan yang tidak diterpa kabar miring, dan tidak sedikit juga yang menjadi bahan gosip. Salah satunya, pasangan Ayudia Bing Slamet dan Muhammad Pradana Budiarto alias Ditto. Pasangan yang menuangkan kisah percintaan mereka melalui buku yang kini diadaptasi dalam film 'Teman Tapi Menikah' dan 'Teman Tapi Menikah 2' ini, mencurahkan isi hati mereka. Kisah Ayudia ketika diterpa rumor hamil di luar nikah hingga kegelisahan yang dihadapi ketika Ayu hamil mendadak bisa kamu baca dalam NOVA edisi 1671. ⁣ ⁣ Tunggu apalagi? yuk, baca Tabloid NOVA sekarang!⁣ .⁣ .⁣ .⁣ .⁣ #cover⁣⁣⁣⁣ #majalahperempuan⁣⁣⁣⁣ #majalahmingguan⁣⁣⁣⁣ #selebupdate⁣⁣⁣⁣ #selebriti⁣⁣⁣⁣ #selebnews⁣⁣⁣⁣ #beritaterkini⁣⁣⁣⁣ #beritaupdate⁣⁣⁣⁣ #updateartis⁣ #artis⁣⁣⁣⁣ #artisindonesia⁣⁣⁣⁣ #artisindo⁣⁣⁣⁣ #indonesia⁣ #hotnews⁣ #najwa⁣ #najwashihab⁣ #matanajwa⁣ #temantapimenikah⁣ #temantapimenikah2⁣ #ayudia⁣ #ayudiabingslamet⁣ #ditto⁣ #adipatidolken⁣ #mawarevadejongh⁣ #Nova⁣ #DoItNow⁣ #GridNetwork⁣ #GridNetworkJuara

A post shared by NOVA (@tabloidnovaofficial) on Feb 27, 2020 at 2:14am PST

 

Formula terakhir, menyuntikkan empon-empon dan virus secara bersamaan ke dalam tubuh ferret. Masa inkubasi formulasi ini efektif dalam jangkan waktu maksimal 18 hari.

Dalam eksperimen beberapa hari sebelumnya, eksperimen ini terbukti ampuh menetralisir virus ganas ketika peneliti melakukan diagnosa ferret. Anti-virus ini tidak hanya mudah dan ekonomis, tapi juga dapat dilakukan oleh warga secara sederhana.

Ketua tim riset corona virus dan formulasi vaksin, Professor Nidom Foundation sekaligus Guru Besar Universitas Airlangga, Surabaya, Profesor C.A Nidom mengklaim anti-virus yang dihasilkan nantinya siap diuji coba dan diedarkan ke publik jika diizinkan oleh pemerintah. (*)

Artikel ini telah tayang di GridStar.ID dengan judul Guru Besar Universitas Airlangga Teliti Vaksin Pemusnah Virus Corona, Benarkah 3 Rempah yang Biasa Jadi Bumbu Masak Sehari-hari Ini Bisa Jadi Penangkalnya?

PROMOTED CONTENT