Meski begitu, rapid test disebut membutuhkan reaksi dari imunoglobin
pasien yang terinfeksi virus corona, paling tidak dalam waktu satu minggu.
Bukan tanpa sebab, jika pasien belum terinfeksi atau sudah terinfeksi tapi kurang dari seminggu, maka ada kemungkinan hasil dari imunoglobinnya menjadi negatif.
Tapi, ada Syaratnya.
Baca Juga: Mandi Air Panas Bisa Bunuh Virus Corona? Jangan Asal Percaya, Cek Dulu Kebenarannya!
Menurut Prof. DR. Dr. Aryati, MS, Sp.PK(K), Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Patalogi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKln), dalam rapid test bisa jadi hasil tidak sesuai.
Ada potensi memunculkan hasil negatif palsu dan positif palsu.
Ibaratnya dikira negatif dan tidak sakit, namun belum tentu.
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR