NOVA.id - Berita mengenai corona di Indonesia sudah semakin mengkhwatirkan, sejak munculnya beragam isu hoax.
Isu hoax yang tidak benar ini membuat masyarakat pun menjadi gelisah dalam menghadapi virus covid-19.
Salah satunya isu hoax tentang corona yang sedang membuat masyarakat gelisah adalah asupan virtamin Imboost menyebabkan reaksi imun yang berlebihan terhadap virus sehingga ikut merusak organ tubuh.
Baca Juga: Digelar Massal, Ini yang Perlu Diketahui dari Rapid Test Virus Corona
Pihak Soho Global Health pun membatah informasi tersebut dengan mengungkapkan kandungan serta manfaat dari Imboost & Imboost Force.
Raphael Aswin Susilowidodo, ST, M.Si, Vice President Research & Development and Regulatory SOHO Global Health menjelaskan, bahwa pesan gambar yang telah beredar sejak 24 Maret 2020 tentang kontra indikasi penggunaan suplement Immuno-bosting pada pasien COVID-19 tidak memiliki rujukan klinis yang valid.
Aswin menjelaskan Echinace purpurea yang terkandung dalam produk memiliki manfaat sebagai immunomodulator, yang berarti echinacea dapat mengatur kerja sistem imun tubuh.
Echinace purpurea memainkan fungsi yang dapat menyesuaikan kebutuhan tubuh ketika sehat dan ketika menderita infeksi.
Pada Tubuh yang Sehat, menurut DR. Aswin, pada tubuh orang sehat echinacea berperan meningkatkan pertahanan tubuh dengan meningkatkan kerja imun tubuh seperti fagositosis, natural killer cell yang diperlukan tubuh untuk mengeliminasi benda asing/patogen yang masuk seperti virus/bakteri
Echinacea juga berperan menyeimbangkan level sitokin di dalam tubuh.
Sitokin dapat berupa sitokin yang pro-inflamasi seperti IL-6 ataupun anti-inflamasi seperti IL-10, sehingga saat orang sehat mengalami inflamasi akut, Echinacea akan menginduksi pembentukan sitokin pro-inflamasi IL-6 untuk menandakan terjadinya infeksi, menginduksi kerja sistem imun untuk melakukan fagositosis, dan sekaligus juga menginduksi pembentukan sitokin anti-inflamasi IL-10.
Tujuannya agar penandaan inflamasi tidak berlebihan dan juga menghentikan pembentukan IL-6.
Sementara pada tubuh yang menderita infeksi, DR. Aswin menjelaskan, pada tubuh orang yang menderita infeksi, peran modulasi Echinacea lebih ke arah untuk menghambat pembentukan IL-6, sehingga jumlah sitokin pro-inflamasi dapat dikurangi.
Baca Juga: Buah-buahan Ini Disarankan untuk Tidak Disimpan di Kulkas, Salah Satunya Mangga!
Pengurangan jumlah IL-6 diperlukan guna menekan risiko terjadinya komplikasi pada infeksi.
Apabila jumlah sitokin pro-inflamasi tidak dibatasi maka komplikasi yang terjadi dapat berupa badai sitokin yang dapat berakibat fatal.
Berdasarkan atas penjelasan tersebut, maka echinacea aman digunakan dan tidak dikontraindikasikan untuk kasus infeksi salah satunya COVID-19.
Untuk pemakaian jangka panjang echinacea menurut data studi terbaru, dinyatakan aman di konsumsi secara terus menerus selama 4 bulan.
Baca Juga: Buah-buahan Ini Disarankan untuk Tidak Disimpan di Kulkas, Salah Satunya Mangga!
“Kandungan Echinacea purpurea extract pada IMBOOST telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem daya tahan tubuh,” ujar DR. Aswin.
Dr. Agus Joko Susanto, Sp.PD-KAI, FINASIM menyatakan sistem imun tubuh manusia sangat kompleks.
Sistem imun menurut Agus terbagi dalam sistem imun inate dan adaptif.
Sistem imun akan berada dalam kondisi homeostasis (seimbang) selama tubuh manusia sehat. Sementara imunomodulator terbagi tiga, yaitu sebagai imunostimulator, imunsupresor dan imunoregulator.
Ketiganya saling mengontrol dan saling menyeimbangkan.
Apabila jumlah salah satunya rendah, maka jumlah imunomudulator lain akan naik, begitu pun sebaliknya hingga kondisi tubuh mencapai homeostasis.
“Kekhawatiran sistem imun akan over stimulasi bila diberikan imunostimulan dari luar tidak sepenuhnya benar, karena ketiga hal tersebut di atas yang akan mengatur untuk menuju homeostasis,” ujar Agus.
Terkait hoax yang beredar, dr Agus menyatakan penelitian Echinacea terhadap COVID-19 belum ada sampai saat ini.
“Menurut saya terlalu dini untuk menyimpulkan hubungan antara keduanya. Terkait masalah IL-6 sebagai marker, boleh dikatakan belum tentu dipastikan sebagai marker. Karena sifat IL-6 itu unik, yaitu sitokin yang "AC-DC", maksudnya satu waktu IL-6 bisa sebagai proinflamasi, di saat lain bisa sebagai antiinflamasi. Itulah mengapa sering terjadi ketidak sesuaian hasil penelitian satu dengan yang lainnya bila sebagai marker penelitian,” ungkap dr Agus.
Ia juga menambahkan bahwa orang sehat boleh saja mengkonsumsi imunomodulator.
Agus juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah memberikan pernyataan apapun yang mendukung hoax yang selama ini beredar.
dr Agus menerangkan kontraindikasi konsumsi imunomodulator hanya terjadi pada orang dengan penyakit autoimun (Penyintas Autoimun). Pada kelompok ini, pemberian imunomodulator tidak dianjurkan.
Baca Juga: Punya Banyak Manfaat Kesehatan, Benarkah Air Bawang Putih Bisa Sembuhkan Kita dari Virus Corona?
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si., juga menegaskan bahwa pesan gambar yang menyatakan Echinacea dan propolis sebagai kontra-indikasi terhadap COVID-19 adalah keliru atau hoax.
Inggrid menyatakan suplemen kesehatan, termasuk suplemen herbal Echinacea dan propolis yang mempunyai izin edar Badan POM telah melalui pengujian keamanan sehingga masyarakat umum dinyatakan aman untuk mengkonsumsinya.
Inggrid menjelaskan Echinacea secara pengalaman empiris telah digunakan selama ratusan tahun oleh masyarakat dunia, terutama masyarakat Barat.
Baca Juga: Pandangan Kabur Bisa Jadi Pertanda Gejala Diabetes, Kenali Jenis dan Gejala Penyakit Gula Darah Ini!
Adapun tujuannya untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kekebalan tubuh, meredakan nyeri dan mengurangi gejala common cold (selesma) dan flu (empirical experiential evidence).
Berbagai penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap Echinacea menunjukkan bahwa Echinacea bersifat anti-inflamasi (antiperadangan), antioksidan, dan imunomodulator.
“Karena belum ada studi tentang hubungan antara COVID-19 dengan konsumsi Echinacea dan propolis, maka penarikan kesimpulan tentang kontra-indikasi COVID-19 yang terlalu dini. Oversimplifikasi dan jump to conclusion perlu dihindari. Sebaiknya penyebaran pesan gambar yang tak jelas apa dan siapa sumbernya itu dihentikan, mengingat besarnya dampak kesehatan masyarakat yang ditimbulkan,” ujar dr Inggrid.(*)
Cara Mengatasi Pengeluaran Membengkak saat Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR