Internet membuka banyak peluang untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi, tapi
juga membuat anak-anak juga menghadapi risiko yang juga dimiliki oleh orang dewasa.
Sebagai contoh pada April lalu, Google menemukan sekitar 18 juta malware dan upaya phising terkait COVID-19, serta lebih dari 240 juta pesan spam terkait COVID, di seluruh dunia setiap harinya.
“Di Google kami percaya anak-anak harus dapat terlindungi agar dapat mengoptimalkan manfaat baik teknologi, sementara orangtua juga merasa percaya diri membiarkan mereka menjelajah online,” ujar Ryan Rahardjo, Head of Public Affairs, Asia Tenggara, Google Asia Tenggara.
Baca Juga: Coba 5 Tab Google Maps Terbaru, Jelajah Peta Digital Makin Seru
Nah, ada tiga 3 pilar yang jadi fokus utama.
Pertama, membangun produk-produk inovatif yang memberi pengalaman dan perlindungan yang sesuai dengan usia dan membantu keluarga membangun kebiasaan digital yang baik dan sesuai dengan mereka.
Kedua, menerapkan kebijakan yang memungkinkan kami untuk menanggapi tren baru dan
berkembang.
Baca Juga: Peringati Hari Aman Berinternet Sedunia, Google Indonesia Luncurkan Program Tangkas Berinternet
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR