NOVA.id - Masyarakat Indonesia tengah ketar-ketir menunggu rapor pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III nanti.
Pasalnya, jika pada kuartal III pertumbuhan ekonomi masih minus, itu artinya Indonesia resmi memasuki resesi.
Kabar baiknya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bergerak positif.
Baca Juga: Bak Angin Segar! Subsidi Rp600 Ribu Tahap Kedua untuk Karyawan Swasta Siap Meluncur
"Kita melihat di periode ketiga dan keempat sudah mulai ada pembalikan secara positif di mana Purchasing Managers Index atau PMI manufaktur bertambah mendekati 50 dari 46,9.
Kita lihat perdagangan kita juga surplus di atas 3 miliar dolar AS dan total year to date sekitar 8 miliar dolar AS dan tentu ini menambah cadangan negara," ujar Airlangga, Minggu (30/08), dilansir dari Antara.
Airlangga kemudian menjelaskan detail peningkatan pertumbuhan ekonomi di beberapa sektor.
Pertama, di bidang perbankan yang naik 20-30%.
Kedua, penjualan kendaraan bermotor yang mulanya minus 80% kini meningkat menjadi minus 40%.
"Dari segi perekonomian, indeks di pasar modal khusus di beberapa sektor, termasuk perbankan, rentang kenaikan 20-30 persen.
Jadi tentu pemerintah berharap bahwa proses ini bisa terus dijaga tapi syaratnya bahwa sektor kesehatan perlu kita rem.
Dan kalau vaksinnya masih dalam penelitian, maka memakai masker adalah kunci utama pemulihan ekonomi kita," tegasnya.
Sementara itu, pemerintah kini tengah getol mengucurkan dana bantuan atau subsidi.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat di tengah pandemi.
Daya beli inilah yang mendukung pertumbuhan ekonomi agar semakin positif.
Di segi kesehatan, pemerintah juga mengkampanyekan Gerakan 3M yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak.
Baca Juga: Harusnya Hari Ini, Subsidi Gaji Rp 600 Ribu Terpaksa Ditunda, Berikut Jadwal Pencairannya
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR