"Di hari ketiga demam saya tinggi, badan saya masih 38,7, saya merasa tidak tenang. Saya udah minum antibiotik, minum obat yang dinyatakan saya tipes ketika itu.
Saya beranikan diri ke rumah sakit, dicek ulang lagi. Saya ingat ketika itu jam 8 malam, saya harus mengantri di UGD yang demam, ketika itu ada protokol Covid.
Sampai jam 2 malam baru saya dinyatakan sakit tipes, jadi Bu Iis harus dirawat. Udah dilakukan rapid test, sakit tipes bukan Covid.
Jam 11 pagi dokter datang memeriksa saya, 'Bu Iis, kelihatannya hasil thorax paru-paru Bu Iis mencurigakan. Paru-paru Bu Iis seperti terdengar ada lendir, Bu Iis harus swab ya' oh iya boleh dok.
Kira-kira jam 4 sore dokternya datang, suster juga mendampingi, langsung tutup hordeng 'Bu Iis Covid'," jelas Iis.
Iis pun harus pindah ke rumah sakit rujukan pada hari itu pula.
KOMENTAR