Kemudian Deddy Mahyarto menambahkan jika sosial media bisa menjadi tambahan informasi untuk HRD tentang pelamar di perusahaannya.
"Kita melihat apakah perilaku atau postingan-postingan dari kandidat itu masih memenuhi standar norma atau tidak. Kalau tidak terlalu melenceng atau melanggar norma atau etika sih itu tidak akan menjadi masalah," kata Deddy Mahyarto.
Deddy Mahyarto juga menambahkan kalau apa yang ditampilkan di sosial media oleh kandidat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan sudah otomatis bakal matching dengan perusahaan tersebut.
Baca Juga: Jangan Langsung Berharap! Ini Dia Arti Kata-Kata HRD Saat Wawancara Kerja
Apa sih yang harus ada di bio sosial media?
"Apa yang kita taruh di bio adalah apa yang orang lain pengin lihat di kita. Misalnya aku mau nunjukin diri aku seorang tutor di bidang edukasi dan konten kreator, aku enggak mau nunjukkin diri aku sebagai anak FKG.
Jadi, aku enggak perlu menulis 'FKG UI' di bio Instagram, tapi cukup 'teacher' atau 'konten kreator' atau link YouTube aku yang membahas tentang edukasi. Segmentasi lebih spesifik, jangan pasarnya kemana-mana," kata Miracle.
Sosial media juga sebaiknya enggak terlalu berbeda dengan diri kita sehari-hari.
Baca Juga: Bukan Aneh, Berbicara pada Diri Sendiri Ternyata Penting Dilakukan demi Kesehatan Mental, Apa Saja?
KOMENTAR