Melansir Kompas.com, Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Bogor, Asep Firman Ilahi menyebutkan bahwa fenomena hujan es tersebut baru pertama kali terjadi dengan cakupan luas di sejumlah wilayah.
Asep lantas menjelaskan, hujan es atau "hail" ini disebabkan oleh uap air yang terkondensasi melebihi titik jenuhnya.
"Hujan es (hail) berasal dari butiran hujan super jenuh. Biasanya terjadi ketika hujan dari awan Comulunimbus," terangnya.
BMKG juga menghimbau agar masyarakat lebih berhati-hati jika bermukim di dekat bataran kali atau sungai saat musim pancaroba ini.
Pasalnya, lokasi tersebut akan berpotensi banjir bandang serta waspada akan potensi pohon tumbang dan sambaran petir.
Seperti diketahui, musim pancaroba merupakan masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan.
Source | : | Kompas.com,Wartakota |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR