Menariknya, mereka melakukan pemeriksaan ini di rumah secara mandiri.
Lho, memang aman?
“Aman saja, sih, hanya menurut saya hasilnya itu kan perlu konfirmasi dari berbagai pemeriksaan yang lain. Dan kesimpulannya itu dokter yang menentukan, apakah seseorang itu kemudian dianggap sakit Covid-19 atau bukan. Karena banyak sekali kan yang harus disimpulkan, bukan semata mata hasil pemeriksaan itu saja.Kecuali kalau kita melakukan PCR, itu jelas” ujar dr. Erlina.
Baca Juga: Sudah Sembuh dari Covid-19, Bisakah Seorang Pasien Kembali Terkena Virus Corona?
Lalu, menurut dr. Erlina, meski tergolong praktis dengan angka akurasi tinggi, kita sebagai masyarakat umum tidak perlu rutin untuk terus melakukan pemeriksaan dengan rapid test antigen ini.
Menurutnya, orang yang perlu rutin dan berulang melakukan pemeriksaan adalah orang-orang yang berisiko dan terpapar dengan pasien Covid-19, seperti para tenaga kesehatan.
“Masyarakat itu pertama dan yang paling penting adalah menjaga jangan sampai tertular dengan menjalankan protokol kesehatan. Kalaupun terpaksa harus berada di keramaian, ya, itu mungkin perlu diperiksa. Atau mungkin melakukan kontak erat tanpa sengaja dengan seseorang yang kemudian seseorang itu diketahui positif Covid-19. Jadi, ketika melakukan suatu perilaku yang berisiko, ya, bolehlah diperiksa lagi. Tapi secara umum, masyarakat umum tidak perlu,” ujar dr. Erlina.
Baca Juga: 12 Makanan yang Miliki Kandungan Vitamin C Tinggi untuk Tingkatkan Imun Tubuh
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR