NOVA.id - Sejak aturan di rumah saja diberlakukan, makanan penutup mulut seperti brownies jadi naik daun lagi.
Mungkin banyak dari kita tetap butuh camilan manis seperti brownies untuk menemani kita di rumah.
Tak heran, kalau penjualnya pun senang karena produknya laku di pasaran, mulai orang biasa seperti kita sampai chef sekelas Farah Quinn.
Baca Juga: TIps Pintar Atur Uang dan Dapat Cuan di Tengah Pandemi dari UangTeman
Nah, kondisi seperti itu dirasakan juga oleh Irene Tjawinoto, pemilik Casilla Marron, yang punya konsep jualan brownies on the go, yang bisa langsung dibawa dan dimakan.
Perempuan berambut panjang ini mengaku bahwa sejak pandemi corona, dia cukup kewalahan menerima banyak pesanan.
“Orderan itu banyak selama corona. Apalagi pas hari raya, pesanan bisa naik sampai dua kali lipat dari biasanya,” ungkap Irene kepada NOVA.
Baca Juga: Resep Kreasi Brownies Ice Cream Cocok untuk Sajian Keluarga Wajib Coba
Selain diuntungkan situasi, brownies yang dijual Irene memang cukup disukai karena berjenis fudgy, yang merupakan paduan kerenyahan di bagian atas dan tekstur yang lembut pada kuenya.
Apalagi camilan ini dijual dengan lima rasa yang cukup mengundang selera, seperti rasa original, almond, pistachio, red velvet with cream cheese dip, dan speculoos.
Kualitas Premium
Kesuksesan Irene buka usaha Casilla Marron bermula dari Oktober 2019 lalu.
Ketika itu, dia tertarik jualan brownies karena memang dia suka dengan kue tersebut. Sebelumnya dia merasa, kue berwarna cokelat yang dijual dipasaran seperti enggak siap makan dan sulit dibawa ke mana-mana.
“Terus aku pengin jualan brownies kayak di luar negeri yang jenis fudgy, jadi lembut dan enggak susah dimakan. Aku juga pengennya bikin brownies yang bisa dibawa jalan-jalan atau dijadikan camilan di kantor. Brownies siap makan saja, jadi enggak perlu dipotong,” jelas Irene.
Akhirnya, dengan modal Rp20 juta, perempuan kelahiran Jakarta, 6 Desember 1995 ini mulai beli peralatan masak yang semi pabrik untuk produksi massal.
“Walaupun ini bisnis rumahan, tapi aku pengin bikin juga buat produksi massal, buat perayaan hari raya juga. Jadi aku memang habis banyak di peralatan,” kata Irene.
Sementara untuk rasa, Irene mengaku bila brownies yang dibuatnya itu punya kualitas premium. Untuk menghadirkan rasa yang pas, Irene sampai trial and error selama tiga bulan dulu sebelum launching.
“Aku memang menghadirkan yang premium, terutama pada cokelatnya, yah. Kita pilih yang terbaik. Terus biar enggak terlalu lengket, kita kombinasikan antara fugdy dengan kue,” jelas Irene.
Dari situ, Irene lalu menjual dagangannya di akun Instagram @casilla.marron dengan sistem pre order, karena dia pengin menghadirkan brownies yang baru dibuat, bukan stok.
Baca Juga: Inspirasi di Balik Bisnis Kuliner Rendang Jengkol Beromzet Rp 40 Juta
Kemasan Unik
Selain konsep brownies on the go, Irene juga mengandalkan konsep kemasannya.
Tempat brownies Casilla Marron memang terlihat cocok dijadikan hadiah atau dibawa traveling.
Jadi, dia mengusung konsep packaging seperti kotak kado berbentuk tabung, dilengkapi dengan pita.
Kata Irene, “Saya dan tim itu riset packaging. Tabung itu kan lucu, biasanya buat liquid dan cream. Dari situ kita pakaikan selimut di dalamnya, dan pita di luarnya. Jadi, kalau dimasukin ke Instagram lebih lucu dan imut.”
Baca Juga: Reseller, Ide Bisnis Online yang Pertumbuhannya Terus Meningkat
Ternyata paduan produk brownies premiun dan kemasan yang unik yang dijual Irene cukup berhasil. Terbukti, dalam sebulan dia bisa melayani hingga 1.000 loyang brownies dan meraup omzet sampai Rp100 juta. Hasil itu didapat hanya dengan mengandalkan promosi di Instagram.
“Dari awal kita memang di Instagram, karena pengin dekat dengan pelanggan, ada interaksinya. Nah, beberapa bulan ini kita jualan di Tokopedia. Baru berani deh buat stok. Sebelumnya, kita kan hanya pre-order,” jelas Irene.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR