Dr Ross Pagano, direktur dari Vulva Disorder Unit di the Royal Women Hospital, Melbourne, Australia mengatakan dari perempuan yang pergi ke dokter dengan gejala tersebut, dokter menemukan bahwa vulva terlihat sangat normal, dan perempuan tersebut dinilai memiliki gangguan psikologis.
Sementara, vulvodynia tidak selalu disebabkan oleh depresi.
Sebuah penelitian menemukan bahwa gangguan depresi mungkin merupakan faktor risiko untuk vulvodynia dan terjadi sebagai kondisi sekunder terhadap rasa sakit.
Baca Juga: Sering Alami Keputihan Bisa Jadi Pertanda Diabetes, Begini Penjelasan Dokter
Menurut seorang penulis Vagina: A New Biography, Naomi Wolf, depresi (terutama jika diobati dengan anti depresan) telah dikaitkan dengan libido rendah dan kekeringan pada miss V.
Jika ingin melakukan konsultasi dengan dokter disarankan untuk mengatakan kondisi psikologi yang sedang dialami.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)
KOMENTAR