NOVA.id – Tak bisa dimungkiri, pengalaman orang pakai masker membuat mereka jadi sulit bernapas masih sering kita dengar.
Ada juga yang berpikir pakai masker mengurangi kadar oksigen dalam tubuh sehingga membuat kita jadi sulit bernapas.
Tapi, apakah benar, pakai masker membuat kita sulit bernapas?
Melansir Standard.co, Dr. Joshua Wolrich sebagai dokter ahli bedah dari NHS (National Health Service) di Inggris mengatakan kalau opini tentang makser membuat orang sulit bernapas itu tidak benar adanya.
“Ini merupakan kebohongan yang dibuat untuk dijadikan alasan orang-orang yang percaya pandemi itu adalah hoax, dan memakai masker itu seperti melanggar hak mereka,” jelas Joshua.
Joshua menjelaskan kalau menggunakan masker sama sekali tidak mengurangi kadar oksigen dalam tubuh seseorang.
Baca Juga: Overthinking Selama Pandemi Covid-19? Begini Cara Mengatasinya
“Sekarang, saya akan menggunakan masker yang menjadi kebiasaan saya. Saya menggunakan secara rutin sebagai ahli bedah, dan saya akan menunjukkan ke Anda, kadar oksigen tidak berubah,” ujarnya sambil menggunakan mesin perhitungan oksigen.
Mesin itu menunjukkan kalau kadar oksigen dalam tubuh Joshua masih 100 persen, dan hanya berubah menjadi 99 persen.
“Masker tidak punya kemampuan untuk mengurangi oksigen Anda, itu kebohongan,” jelas Joshua.
Baca Juga: 4 Bahan Alami Ini Bisa Jadi Bahaya Jika Digunakan untuk Masker Wajah
Ia juga menekankan agar kita berhenti membuat sebuah opini untuk membuat kita jadi tidak menggunakan masker.
Menurutnya, masker itu berguna untuk melindung kita, dan orang lain.
Baca Juga: Berani Liburan di Tengah Pandemi Covid-19 ke Nihi Sumba, Ririn Ekawati: Kan Jaga Jarak, Pakai Masker
Meski begitu, Joshua tak menampik kalau ada sebagian orang yang memang sulit bernapas saat pakai masker.
Menurutnya, itu dikarenakan alasan kesehatan mental, dan kecemasan seseorang saat memakai masker.
Saat orang berada dalam kecemasan, dia biasanya akan sulit untuk mengatur napasnya sehingga terasa seperti terengah-engah.
Baca Juga: Jaga Kebersihan Masker Kesehatan Agar Tak Kena Penyakit Tenggorokan Karena Hal Ini
Kondisi ini disebut sebagai mask anxiety atau kecemasan saat memakai masker.
Melansir kompas.con, Kecemasan atau ketakutan memakai masker dikenal dengan sebutan mask anxiety.
Ketakutan ini merupakan masalah besar bagi orang yang memiliki gangguan kecemasan atau riwayat klaustrofobia (fobia terhadap ruang sempit atau tertutup).
Psikiater Brian Barnett, MD, mengatakan, gejala mask anxiety dapat berwujud psikologis atau fisik.
Baca Juga: Jaga Kebersihan Masker Kesehatan Agar Tak Kena Penyakit Tenggorokan Karena Hal Ini
Lihat postingan ini di Instagram
"Beberapa orang dengan mask anxiety mungkin hanya mengalami manifestasi psikologis, namun pada orang lain gejalanya seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, sesak dada, berkeringat dan pusing," kata dia.
Bagi orang yang belum pernah merasakan kecemasan memakai masker, lanjut Barnett, mask anxiety bisa memicu rasa lelah dan sulit mengenalinya, jika gejala yang dialami terkait dengan kecemasan.
Dibutuhkan penanganan dari ahli atau profesional untuk mengatasi mask anxiety, dan Barnett mengatakan hal itu bisa dilakukan melalui pengobatan, terapi, atau pun perubahan pola pikir.
"Mask anxiety, layaknya kebanyakan bentuk kecemasan, bisa diatasi baik melalui penanganan mandiri atau mencari bantuan profesional lewat terapi perilaku kognitif atau obat anti-kecemasan," ujarnya.
Selain itu, terus terapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari, apalagi bila kita harus beraktivitas di luar rumah.
Baca Juga: Ahli dari Amerika Beri Bukti Pakai Masker Ampuh untuk Cegah Covid-19
Jangan sampai kita abai, karena bisa membahayakan keluarga kita di rumah.
Jadi, #IngatPesanIbu dan terapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun, ya!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di laman Kompas.com dengan judul Memahami Mask Anxiety, Ketakutan Memakai Masker
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR