Sejauh ini, hasil uji klinis fase III menyatakan bahwa vaksin Sinovac aman dan tidak ditemukan reaksi berlebihan. Laporan keamanan uji klinis vaksin fase I dan II pun menunjukkan hasil baik dan telah dipublikasikan lewat jurnal internasional.
Terkait pertanyaan tentang proses pembuatan vaksin yang cepat, Cissy mengatakan bahwa keberadaan teknologi, kemampuan sumber daya yang maju, serta ketersediaan biaya ikut mempercepat proses tersebut.
Baca Juga: Kabar Baik, Uji Coba Vaksin Virus Corona oleh Pfizer Diklaim 90 Persen Efektif
Sementara itu, Cissy menjelaskan, selama uji klinis fase III tidak ditemukan efek samping yang berat pada relawan penerima vaksin Sinovac.
“Informasi atau berita mengenai ada yang meninggal, sakit berat, sakit punggung, itu tidak terbukti dari hasil uji klinis vaksin Covid-19. Setelah dilakukan penelitian, kejadiannya ternyata tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi,” papar Cissy.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Cissy juga menghimbau kepada orang tua untuk tetap rutin memberikan vaksin kepada anak-anak dan balita. Ada 12 program imunisasi nasional yang diberikan gratis pada anak-anak dan balita. Dalam kondisi pandemi, pemberian vaksin rutin diberikan, agar tidak menjadi pandemi yang lain nantinya.
“Paling rawan di sini campak. Campak sangat mudah menular. Imunisasi pada bayi itu yang paling utama, jadi tidak betul bayi tidak boleh diimunisasi”, kata Prof. Cissy.
Namun, vaksin adalah salah satu cara kita untuk terlindungi dari infeksi penyakit tertentu. Untuk itu Sahabat NOVA harus tetap menerapkan perilaku 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR