Tercatat, sebanyak 35,5 juta pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia telah menerima manfaat ini sejak September 2020, yang terdiri atas 1,9 juta guru, 166 ribu dosen, 3,8 juta mahasiswa, dan 29,6 juta siswa sekolah.
Kehadiran bantuan internet ini pun dianggap sebagai oasis yang menyegarkan. Baik Deswinta maupun Arya tak perlu lagi menganggarkan biaya cukup besar untuk sekedar membeli kuota internet.
“Sebelum ada bantuan kuota internet, kondisi sangat sulit dan terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan harus pintar mengatur keuangan keluarga dan menyisihkan agar kebutuhan kuota internet terpenuhi. Setelah ada bantuan sangat meringankan beban pengeluaran sehari-hari”, kata Arya.
Selain Bantuan Kuota Data Internet, pemerintah juga memberikan bantuan melalui peluncuran Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi Pendidik dan tenaga kependidikan Non-PNS di bawah binaan Kemendikbud dan Kemenag.
Kemendikbud dan Kemenag bahkan menganggarkan biaya sebesar Rp 4,7 triliun untuk 2,74 juta pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS di seluruh Indonesia.
Setiap pendidik dan tenaga kependidikan masing-masing akan mendapat bantuan sejumlah Rp 1,8 juta, dengan proses pencairan dana yang terbilang mudah. Diharapkan, kedua program tersebut dapat membantu para penerima manfaat di masa pandemi Covid-19.
Sembari mendampingi anak selama pembelajaran daring, orangtua dapat mengingatkan anak untuk #IngatPesanIbu dan melakukan penerapan 3M yaitu mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak aman harus tetap dilakukan. Terutama, ketika bepergian ke luar rumah.
Penulis | : | Content Marketing |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR