NOVA.id - Belum lama ini, China berhasil membuat terobosan baru dengan menyalakan reaktor fusi nuklir yang mereka sebut sebagai " matahari buatan" untuk pertama kalinya.
Bahkan matahari buatan ini disebut memiliki suhu 10 kali lebih panas dari matahari sesungguhnya.
Kabar tersebut disampaikan oleh media pemerintah pada Jumat (04/12) sebagaimana dilansir dari AFP.
Baca Juga: Indonesia Resmi Sepakati Perjanjian Koridor Wisata dengan 3 Negara Ini, Salah Satunya China
Pengoperasian reaktor fusi nuklir tersebut menandai kemajuan besar dalam kemampuan penelitian tenaga nuklir Negeri “Panda”.
Reaktor bernama HL-2M Tokamak tersebut adalah perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di China.
Para ilmuwan di China juga berharap perangkat tersebut berpotensi membuka sumber energi bersih yang kuat.
Reaktor tersebut menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas dan dapat mencapai suhu lebih dari 150 juta derajat Celsius, menurut surat kabar People's Daily.
Itu berarti, panas yang dihasilkan reaktor tersebut kira-kira 10 kali lebih panas dari inti matahari di mana suhunya sekitar 15 juta derajat Celsius.
Karena tenaga dan panas yang dihasilkan sangat besar, reaktor yang terletak di Provinsi Sichuan tersebut sering dijuluki sebagai “matahari buatan”.
"Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis China, tetapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasional China yang berkelanjutan di masa depan," tulis surat kabar People's Daily.
Ilmuwan China sendiri telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006.
We are in awe with this inspiring news that the Chinese artificial sun of the new generation was accomplished. Moreover, it has already achieved its first electric discharge in #Chengdu. pic.twitter.com/8H9ysstHJJ
— CHENGDU PLUS (@xwcd2015) December 4, 2020
Mereka berencana untuk menggunakan perangkat tersebut bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengerjakan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER).
Baca Juga: Mengenal G4, Virus Flu Babi Jenis Baru yang Disebut Jadi Calon Pandemi Baru
View this post on Instagram
ITER merupakan proyek penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Perancis, yang diharapkan akan selesai pada 2025.
Fusi nuklir yang diteliti melalui ITER yakni menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar.
Mekanisme fusi nuklir tersebut berkebalikan dari proses fisi nuklir yang digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Baca Juga: Song Joong Ki Beraksi Jadi Awak Pesawat Luar Angkasa dalam Film Barunya, Space Sweepers
Tidak seperti fisi, fusi tidak mengeluarkan gas rumah kaca dan mengurangi risiko kecelakaan atau pencurian bahan atom.
Tetapi untuk mencapai fusi sangatlah sulit dan sangat mahal, ITER sendiri diperkirakan menelan anggaran sebesar 22,5 miliar dollar AS (Rp 318 triliun).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul China Berhasil Nyalakan "Matahari Buatan" untuk Pertama Kali, Ini Bentuknya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR