Nova.id – Mengikuti peraturan pemerintah, PT KAI saat ini mulai menerapkan syarat rapid test antigen untuk perjalanan Kereta Api (KA) jarak jauh, mulai 22 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.
Selain bertujuan untuk menekan mobilitas masyarakat, rapid test antigen juga bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 di dalam gerbong kereta api. Meski begitu, benarkah upaya pemerintah dan PT KAI cukup efektif untuk menekan angka penularan?
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Senin (21/12/2020), Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Bayu Satria Wiratama, menilai aturan ini cukup efektif untuk mencegah pergerakan masyarakat sekaligus menekan angka penularan.
"Kalau untuk mencegah bepergian cukup efektif karena minimal akan ketahuan mereka yang positif dan berisiko menularkan (virus) dengan rapid antigen ini," ujar Bayu.
Baca Juga: Perawatan di Rumah Untuk Hilangkan Bau Kaki, Hanya Butuh Bahan Alami Ini!
Ia juga menilai rapid test antigen lebih baik daripada rapid test antibodi. Sebab, rapid test jenis ini dapat mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh seseorang.
Rapid antigen memang lebih baik daripada rapid antibodi untuk melakukan screening orang-orang yang berisiko memiliki Covid-19," tutur dia.
Lebih lanjut, Bayu mengungkapkan bahwa peraturan ini akan jauh lebih baik dilakukan jika terdata dengan baik, mengingat situasi liburan akan membuat banyak masyarakat yang keluar-masuk ke dalam wilayah perkotaan.
"Karena yang penting itu datanya tercatat dan bisa ditracing," kata Bayu.
Baca Juga: 7 Ide Kado yang Cocok Diberikan di Hari Ibu, Istimewa dan Berkesan!
Melalui pendataan, pemerintah maupun tenaga medis dapat melihat arus pergerakan virus dan diambil langkah-langkah penanganannya.
Akan sia-sia tanpa protokol kesehatan
Meski pendataan dapat memudahkan pelacakan dan perkembangan virus, Bayu menjelaskan bahwa kegiatan ini akan sia-sia jika masyarakat masih abai dengan protokol kesehatan.
Sebab, protokol kesehatan merupakan kunci utama untuk menekan angka penularan, mengingat perpindahan droplet cukup sulit untuk dilihat oleh mata biasa.
"Karena akan percuma rapid kalau tetap tidak tertib masker dan seat distancing," ujar dia.
Oleh sebab itu, Bayu mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan yang diberlakukan. Salah satunya melalui 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Liburan boleh saja karena memang keputusan masing-masing orang, namun pastikan tetap disiplin menggunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak terutama di tempat padat penduduk seperti spot-spot liburan dan rumah makan," tutup Bayu.
Selain menjaga kesehatan dan menerapkan protokol 3M. Masyarakat juga dapat melaporkan tempat wisata atau tempat publik yang tidak patuh protokol kesehatan melalui otoritas setempat.
Penulis | : | Content Marketing |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR