NOVA.id - Adaptasi kebiasaan baru tidak terbatas pada penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan, serta pembatasan aktivitas sosial saja. Saat ini, rancang bangun hunian pun mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi pandemi.
Tak hanya menekankan pada kenyamanan sebagai tempat bekerja, rancangan hunian juga memerhatikan aspek kesehatan penghuninya.
Dilansir dari Kompas.com, Senin (3/8/2020), praktisi kesehatan sekaligus Pembina Kota Sehat di wilayah Jakarta Timur, dr Yulia Muliaty memberikan beberapa tips praktis untuk mendapatkan hunian sehat yang dapat menghindarkan penghuninya dari paparan virus.
1. Memerhatikan ventilasi dan sirkulasi udara
Ruangan yang berventilasi buruk sirkulasi udaranya juga tidak baik. Seperti diketahui, virus corona bersifat airborne sehingga partikel kecil droplet dapat bertahan di udara.
Ventilasi yang cukup dan tepat penempatannya dapat memastikan pergantian udara yang baik sehingga anggota keluarga tetap sehat di dalam rumah.
Baca Juga: Alam Sutera Resmi Luncurkan EleVee Penthouses & Residences, Hunian Sehat di Tengah Hutan Kota
2. Lebih banyak jendela agar cahaya matahari masuk
Cahaya matahari mampu menurunkan kelembaban udara yang umum dimiliki daerah tropis. Sebab, udara yang lembab dapat memudahkan bakteri dan virus pembawa penyakit berkembang biak.
Cahaya matahari juga menghasilkan sinar ultraviolet (UV) yang akan diubah tubuh kita menjadi vitamin D ketika menyentuh kulit.
Nah, tubuh membutuhkan vitamin D untuk membantu metabolisme kalsium, imunitas tubuh, dan mentransmisi kerja otot dengan saraf. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan penghuni rumah.
3. Udara alami bukan dari AC
Peningkatan penularan Covid-19 pada klaster keluarga membuat memastikan rumah memiliki pengudaraan yang sehat menjadi penting. Sebaiknya, rumah tidak bergantung pada AC karena perputaran udara AC lebih statis.
“Walaupun kontak dekat menjadi faktor utama, tetapi kondisi berjejalan dengan ventilasi ruangan yang buruk bisa menjadi sebab bertahannya virus dalam ruangan,” jelas Yulia.
Dari segi arsitektur, rumah dengan bentuk bangunan pipih atau persegi panjang lebih dianjurkan daripada berbentuk kubus. Hal ini karena sirkulasi udara lebih cepat keluar masuk di dalam rumah berbentuk pipih.
Agar sirkulasi udara semakin baik, idealnya rumah memiliki dua fasad atau pintu sebagai keluar masuk udara, yakni di depan dan belakang rumah. Namun, mengingat keterbatasan lahan, kita bisa membuat alternatif bukaan atas untuk sirkulasi.
4. Ruang tamu di bagian depan rumah
Kita tidak pernah mengetahui siapa saja yang telah tertular Covid-19 karena seringkali penderita tidak menunjukkan gejala. Kita pun tak tahu kemana dan siapa saja yang telah bertemu dengan tamu tersebut.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada tamu yang bertandang, lebih baik menerima mereka di ruangan terbuka dengan udara bebas dan tidak bersinggungan langsung dengan ruang keluarga. Oleh sebab itu, menempatkan ruang tamu di area depan menjadi solusi yang tepat.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ternyata 5 Hal Ini Bisa Bikin Udara di Rumah Kita Tidak Sehat
5. Sediakan fasilitas cuci tangan
Tangan kita biasanya sering digunakan untuk memegang banyak benda, seperti uang, dompet, gagang pintu, dan sebagainya sehingga dapat menjadi media penularan virus.
Oleh karena itu, pastikan tamu ataupun anggota keluarga yang datang mencuci tangan terlebih dahulu setiap akan masuk ke rumah.
Untuk memudahkan mereka, kita bisa menyediakan fasilitas cuci tangan atau antiseptik di halaman rumah.
Di samping beberapa poin di atas, dr Yulia menyarankan para pengembang perumahan atau aparatur pemukiman kini lebih mempertimbangkan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan tempat tinggal kita untuk meminimalisasi penularan Covid-19.
Penghuni juga harus ubah kebiasaan
Selain rancangan rumah, penghuni juga harus mengubah kebiasaan. Selain pakaian yang selalu diganti dan dicuci setiap hari sehabis digunakan bepergian, sepatu juga harus diperlakukan seperti itu.
Sebab, sepatu pun telah menginjak berbagai permukaan kotor yang tanpa sadar ikut dibawa pulang. Tidak perlu dicuci cukup taruh di luar rumah, jangan sampai masuk ke dalam.
Penghuni rumah juga jangan langsung bertemu dan kontak dengan anggota keluarga demi melindungi serta menjaga kesehatan mereka. Apalagi, bila memiliki anggota keluarga yang rentan seperti bayi dan lansia.
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR