NOVA.id - Tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih menyisakan duka mendalam.
Pesawat nahas tersebut jatuh di perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu pada Sabtu (09/01) sore lalu.
Berbagai kisah haru dari keluarga korban Sriwijaya Air membuat publik semakin berduka.
Salah satunya adalah keluarga dari seorang pramugari Sriwijaya Air bernama Mia Tresetyani Wadu (22).
Melansir Tribunnews, rumahnya di Bali mulai tampak ramai, Minggu (10/01).
Keluarga dan kerabat dekat terlihat mempersiapkan tenda di depan rumah Mia, di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Denpasar, Bali.
Baca Juga: Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Begini Cara Mengetahui Maskapai Penerbangan Aman dan Bereputasi Baik
Pihak keluarga sendiri masih menunggu keterangan lebih lanjut dari otoritas terkait.
Hal ini diungkapkan oleh kakak Mia yang bernama Ardi Samuel Cornelis Wadu (25).
"Kemarin, Sriwijaya menelepon sebatas konfirmasi pesawat yang dikabarkan benar yang dinaiki adik saya, baru sebatas itu. Informasi lebih lanjut belum ada karena Basarnas juga masih mencari," ujarnya.
Ardi lantas mengungkapkan bahwa sang adik seharusnya tidak naik ke pesawat nahas tersebut.
Pasalnya, Mia dijadwalkan ada di penerbangan lain.
Sayangnya, jadwal tersebut mendadak diubah dan Mia ikut dalam penerbangan SJ 182.
Baca Juga: Isi SMS Terakhir Indah Halimah, Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, Sebelum Kejadian Nahas
View this post on Instagram
"Dia seharusnya tidak di penerbangan itu, karena tiba-tiba jadwalnya di-switch," kisahnya.
Ardi juga menuturkan bahwa ia sempat meminta sang adik pulang ke Bali pada Desember lalu.
Namun, Mia yang sudah bercita-cita bekerja sebagai pramugari sejak SMA itu masih ingin mengejar mimpinya.
"Dia bilang enggak apa-apa, masih pengin jadi pramugari, sejak SMA pengin jadi pramugari," pungkasnya.
Baca Juga: Kisah Rachmawati, Penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang Batal Terbang karena Test PCR
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | tribunnnews.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR