NOVA.id - Seusai berhubungan seksual, terkadang kita malas membersihkan tubuh, termasuk area vagina.
Padahal, vagina kita merupakan organ yang jauh lebih sensitif, bahkan dibanding wajah kita.
Kita sering tak menyadari adanya risiko penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa menyerang vagina kita setelah berhubungan seks.
Baca Juga: Jarang Diketahui, 1 dari 10 Perempuan Ternyata Idap Gangguan Seksual Ini
Berikut gangguan kesehatan yang bisa muncul setelah kita melakukan hubungan seksual.
Alergi Kondom
Bila vagina terasa sangat gatal atau iritasi setelah berhubungan seks dan menggunakan kondom berbahan lateks, kita mungkin memiliki alergi terhadap lateks.
Seperti yang dijelaskan oleh obgyn bernama Kyrin Dunston, MD., alergi lateks akan membuat vagina terasa panas segera setelah terpapar lateks.
Untuk mengobatinya, gunakan krim berbahan 1 persen hydrokortison segera setelah terasa adanya gatal.
Selain itu, gunakan kondom berbahan selain lateks.
Baca Juga: Duh Ngeri! Ini 8 Fakta Reaksi Alergi Kondom
Alergi Sperma, Sabun Suami, atau Lubrikan
Meskipun alergi terhadap sperma sangat jarang terjadi, namun setidaknya 40.000 perempuan di US mengalami hal ini, seperti yang dilaporkan oleh penelitian di University of Cincinnati.
Sementara itu, alergi terhadap sabun yang biasa digunakan oleh suami juga bisa dialami oleh para perempuan, lo.
Lubrikan juga merupakan alasan perempuan mengalami alergi, meskipun juga sangat jarang terjadi.
Lebih baik, konsultasikan pada dokter agar kita bisa diberi solusi sesuai dengan kondisi tubuh kita.
Baca Juga: Cara Bersihkan Bantal Kotor yang Bernoda Kuning, Ikuti Langkahnya!
Luka
Dunston menjelaskan, ada beberapa kasus di mana perempuan mengalami luka pada area kewanitaannya.
Luka ini biasanya terjadi karena seks yang terlalu kasar, atau juga karena anal.
Lebih baik, gunakan lubrikan untuk hubungan seks selanjutnya.
Baca Juga: Awas! Jangan Sampai Vagina Robek Saat Bercinta
Trikomoniasis
Penyakit seksual menular seperti chlamydia dan gonorrhea sangat jarang menyebabkan iritasi kulit vagina.
Namun, penyakit seksual menular lain seperti trikomoniasis bisa menyebabkan iritas pada kulit vagina kita.
Setidaknya, 3.7 juta perempuan di US mengalami kondisi ini seperti yang disebutkan oleh Centers for Disease Control and Prevention.
Gejala yang sering muncul sama seperti reaksi alergi seperti biasanya, namun rasa gatal jauh lebih mengganggu.
Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik yang harus diminum oleh kita dan juga suami, seperti yang dijelaskan oleh Dunston.
Baca Juga: Ini Waktu Terbaik Berhubungan Intim agar Cepat Hamil, Ternyata Bukan Malam Hari
Herpes
Bagi perempuan yang pernah mengalami herpes, akan ada kemungkinan besar mengalami herpes lagi terutama ketika tubuh sedang tak sehat.
Untuk mengobatinya, Dunston menyarankan untuk konsultasi ke dokter.
Dokter akan memberi ibuprofen dan menyarankan untuk mengompres bagian yang gatal dengan air dingin, seperti yang disebutkan dalam National Institutes of Health.
Baca Juga: 3 Bahaya yang Mengintai Ketika Nekat Berhubungan Intim dengan Pasangan di Kolam Renang
View this post on Instagram
Kutil Vagina
Kutil pada vagina bisa muncul berminggu-minggu atau bahkan beberapa bulan setelah melakukan hubungan seks, lo.
Ditambah lagi bila kita sudah terpapar HPV, virus yang memicu munculnya kutil dan berbagai masalah kewanitaan lainnya, maka kemungkinan munculnya kutil akan semakin besar.
Iritasi Vagina
Bila vagina terasa gatal serta ada bau yang tak sedap, bisa jadi ada iritasi di area vagina kita.
Menurut Dunston, kondisi ini sangat sering ditemukan pada para perempuan.
Untuk mengobatinya, lebih baik konsultasi pada obgyn kepercayaan kita agar bisa diberi penanganan sedini mungkin.
Baca Juga: 7 Bahaya Ini akan Terjadi Jika Kita Terlalu Sering Berhubungan Intim
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Women's Health |
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR