Menghubungkan pembelian barang mewah kita ke acara pribadi (seperti membeli suvenir atau perhiasan untuk menandai pertunangan), atau yakinkan bahwa kita layak mendapatkannya, saran Ordabayeva.
Pilihan lain, ubah harapan kita.
"Meski menyenangkan membayangkan diri kita memakai barang atau mengendarai mobil mewah, citra yang ingin didapat dari konsumsi barang mewah ini mungkin tidak terwujud dan tak menghasilkan manfaat psikologis yang diharapkan pembeli," tambah dia.
Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat di Tubuh Ini Dipercaya Bisa Ungkap Keadaan Keuangan di Masa Depan, Cek yuk!
"Penting bagi konsumen untuk merenungkan dengan jujur apakah barang itu akan mewakili siapa mereka sebenarnya.
Jika tidak, barang tersebut akan berakhir di tempat yang tidak digunakan, karena tidak otentik dan tidak benar," tandas Ordabayeva. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bukan Bahagia, Belanja Barang Mewah Justru Bikin Kurang Percaya Diri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR