Dilansir dari Health First, kehamilan kembar merupakan salah satu komplikasi dari teknologi reproduksi berbantu, termasuk bayi tabung, jelas dr. Upik Anggraheni Priyambodo, Sp.OG-KFER.
Kehamilan kembar ini terkait dengan jumlah embrio yang ditransfer.
“Kelahiran kembar pada program bayi tabung itu lebih tinggi ketimbang hasil alami, sekitar 15-16 persen,” jelas Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG-KFER, MPH, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre pada acara yang sama.
Baca Juga: Ini 5 Faktor yang Mempengaruhi Kesuburan Perempuan, Salah Satunya Banyak Olahraga!
Karena itu, tak dipungkiri bayi tabung dianggap menjadi pintu bagi banyak orang untuk mendapatkan anak kembar.
Lalu, bolehkah kita merencanakan kehamilan kembar lewat metode bayi tabung?
Faktanya kini para dokter kandungan di dunia lebih menyarankan para pasangan untuk memilih hamil dengan satu bayi. Prof. Budi menjelaskan, “Tren bayi tabung sekarang towards single term pregnancy. Dunia sarankan single term embrio transfer.”
Baca Juga: Waspada, 5 Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bisa Menyebabkan Perempuan Sulit Hamil
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR