Di skala yang lebih besar, sistem ini sekaligus membantu meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan lingkungan terhadap dampak perubahan iklim.
Elok menambahkan bahwa dampak positif sistem wanatani tidak hanya terhadap ekonomi dan lingkungan saja, tapi juga pada kehidupan sosial masyarakat petani.
Salah satu contoh nyata adalah petani kopi di Kabupaten Pagar Alam, Sumatera Selatan yang telah mempraktikkan sistem wanatani, mulai dari yang sederhana hingga kompleks.
Baca Juga: Survei Nenilai Ungkap 10 Nilai Pribadi Penting untuk Kemajuan Indonesia
“Dalam studi terbaru kami di Kabupaten Pagar Alam, kami melihat bahwa sistem wanatani ini juga menghasilkan pola relasi antara laki-laki dan perempuan,” ujar Elok.
Misalnya dalam pembagian tugas dalam berkebun kopi, pembagian pendapatan dan akses terhadap kehidupan rumah tangga, manajemen waktu, keuangan dan pengambilan keputusan rumah tangga, serta akses untuk mendapatkan pembangunan kapasitas.
Studi yang dilakukan pada September hingga Oktober 2020 di Kecamatan Dempo Tengah dan Dempo Utara ini melibatkan 125 responden yang telah mendapatkan intervensi bernama ‘Empower Project’.
Baca Juga: Penerima Beasiswa Girls in Tech Bagikan Perjalanan Beasiswa Mereka
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR