"Sebagai ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan kondisi tubuh perempuan, 'turun mesin' merupakan istilah peyoratif, yaitu sikap yang merendahkan, menghina atau mencemooh," ungkap Bahrul.
Bahrul menambahkan, istilah turun mesin juga rekat dengan cara pandang merendahkan manusia berdasar jenis kelamin.
Cara pandang ini menempatkan perempuan sebagai obyek seks.
Baca Juga: Teh Ninih Curhat Pilu Soal Kehilangan, Aa Gym Justru Unggah Soal Hidup Bahagia
"Dalam hal ini imaji tentang keperawanan dan elastisitas kelamin perempuan yang dikaitkan dengan kepuasan atau kenikmatan laki-laki dalam berhubungan seksual. Dengan demikian, 'turun mesin' merupakan bentuk kekerasan verbal/simbolik terhadap perempuan yang berdampak psikologis yang negatif terhadap perempuan," ungkapnya.
Komnas Perempuan pun mengimbau agar semua pihak, khususnya pejabat publik, pesohor, dan tokoh masyarakat untuk menghindari kekerasan psikis, kekerasan verbal/simbolik dan pelecehan seksual kepada perempuan.
Selain itu, Komnas Perempuan juga mengingatkan agar pihak-pihak tersebut bisa turut mendukung pemulihan korban.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR