Ia mengatakan hadirnya buku ini sebagai upaya Natasha untuk mendekatkan Indonesia ke dunia sastra Barat.
“Kurangnya representasi dan pengetahuan tentang Indonesia yang berujung banyak dari kita menjadi sasaran mikroagresi, stereotip, dan sikap merendahkan ketika berada di luar negeri. Hal ini karena ketidaktahuan mereka akan kompleksnya kehidupan di Indonesia,” kata dia.
Dan setiap sosok yang berusaha dimunculkan oleh Natasha dalam novelnya ini memiliki karakter sendiri dan berbeda.
Baca Juga: Balas Dendam, Uya Kuya Pajang Foto Jadul Denise Chariesta di 12 Titik Videotron Jakarta
"Saya mencoba untuk menjaganya senyata mungkin karena buku ini merupakan pandangan WNA ke kehidupan dari orang Indonesia," jelas Natasha.
Menggandeng New Degree Press yang beralamat di kota Washington, DC, Amerika, “She Smells of Turmeric” telah terbit perdana di Amerika Serikat dalam Bahasa Inggris pada 30 April 2021 lalu.
Setidaknya 450 eksemplar buku telah laku terjual dan buku tersedia pula dalam bentuk digital dan cetak. Untuk pasar Indonesia, “She Smells of Turmeric” telah hadir di beberapa toko buku seperti Kinokuniya dan Books N Beyond.
Tentang kesempurnaan dan pencarian jati diri
Percampuran budaya dalam kehidupan seorang individu menjadi hal yang sangat umum terjadi di tengah era globalisasi. Individu-individu ini pun terpanggil untuk menemukan jati dirinya dan keinginan itu semakin menguat tak sanggup untuk diredam.
Bagian dari identitas mereka yang membuat mereka otentik seakan begitu mendesak untuk ditemukan. Hal inilah yang berusaha dijawab oleh Natasha yang kemudian tertuang dalam buku ini.
Natasha pun tergerak untuk menantang gagasan universal tentang kesempurnaan dan mendorong orang untuk mencintai diri mereka sendiri terlepas dari standar dunia.
Dan iapun akan menemani bagi siapa saja untuk menjelajahi persimpangan identitas.
Baca Juga: Langsung di Hadapan Luna Maya, Rupanya Syahrini Sempat Minta Hal Ini dari Reino Barack
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR