“Dengan aplikasi ISTRY, dokter dapat langsung menghitung dosis obat kemoterapi, obat hormonal, dan obat penunjang terapi kanker lainnya. Ini akan sangat memudahkan dokter serta meningkatkan ketepatan terapi, yang akhirnya akan menguntungkan pasien,” ujar dr. Febriyanto yang akrab disapa dengan dr. Anton.
Aplikasi ini juga memiliki fitur informasi cara pemberian/administrasi obat serta data efek samping obat kemoterapi dan terapi target. “Data efek samping ini penting karena seringkali pasien bertanya tentang efek samping bahkan sebelum kemoterapi dimulai,” jelas dr. Anton.
Selanjutnya ia juga menyampaikan bahwa aplikasi ini akan dievaluasi dan diperbaharui setiap 2 tahun untuk menjamin akurasi dan kekinian informasi.
Baca Juga: Kanker Paru Harus Menjadi Prioritas Nasional, Ini Alasan dan Buktinya
Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Prof.dr. Abdul Kadir, PhD, SpTHTKL(K) juga hadir dalam peluncuran aplikasi ISTRY, menyampaikan selamat kepada Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia yang telah membangun aplikasi ISTRY.
“Saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada teman-teman ahli bedah onkologi yang telah mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam pelayanan kesehatan, semoga aplikasi ini dapat digunakan semaksimal mungkin oleh para dokter di Indonesia yang merawat pasien kanker,” pungkas Prof. Kadir.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR