Notasi dan aransemennya ditulis Budi, antara lain Kayungyun, Kembang Impen, Cincin Emas dan Ngelayun Esem
IUT pun mengaku, terinspirasi dari keberhasilan lagu-lagu berbahasa daerah dalam merebut hati kaum millenial.
Dia juga ingin lagu keroncong yang merupakan budaya bangsa Indonesia diterima oleh semua lapisan masyarakat terutama generasi muda.
Karena itu dia dan tim manajemen merilis albumnya tak hanya dalam bentuk fisik, melainkan dalam versi digital.
Baca Juga: Layanan Vaksinasi di Bandara Dioperasikan Kembali untuk Dosis Kedua
Pada album Sutra Dewangga ini, lagu-lagu karya mereka adalah: Kayungyung, Kembang Impen, Cincin Emas, Embun Khayangan, Ngeronce Asmoro, Nglelayun Esemmu, Lintang Sore, Tembang Tresno dan Pengen Nyanding.
Lagu-lagu ini menghadirkan nuansa yang baru dimana bertempo lebih cepat dan lebih ceria serta bercerita tentang perasaan bahagia saat jatuh cinta.
Dari situ, ia bisa merilis empat album yakni “Pengantin Agung” (2012), “Nggayuh Katresnan” (2013), “Wanita” (2016), dan “Mustika Indonesia” (2018).
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR