Akhirnya mereka menemui guru lama mereka, yaitu Abah Erza Satia, mereka kemudian mendapatkan pencerahan dari apa yang diunasehatkan Abah.
“Menurut Abah, jika kita masih percaya pada Tuhan sambil merasa bahwa orang-orang tertentu tidak mengizinkan kita bermain musik sementara yang lain memberi kita dukungan palsu dengan memaksa kita untuk memihak mereka, lalu mengapa tidak menulis lagu yang menceritakan langsung kepada Tuhan? Kita bisa memutuskan kesetiaan dengan sesama manusia,” jelas Marsya.
Abah dan mereka kemudian mulai menulis lagu ini.
Baca Juga: Kemendikbudristek Kembali Gelar Kontes Kita Cinta Lagu Anak
Kerangka musiknya pun dibangun di kampung mereka.
Kemudian, serangkaian penyempurnaan dilakukan di beberapa workshop di Jakarta dengan mentor para musisi senior, seperti Stevi Item (Andra & The Backbone, Deadsquad), Alan Musyfia, dan Andyan Gorust Hellcrust), serta Gusti Hendy (GIGI).
Hasilnya sebuah lagu yang berat namun melodis dan catchy.
Baca Juga: Tak Perlu Jauh-Jauh, Kita Bisa Mendukung K-Idol dengan Cara Mudah Ini
View this post on Instagram
Penulis | : | Septirini Sekar Nusantari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR