NOVA.id - Sebelum pandemi, kita semua sudah dihadapkan pada isu lingkungan dengan limbah plastik yang terus menggunung.
Memasuki masa pandemi, di mana masker menjadi sebuah keharusan, kita ketambahan limbah masker medis.
Memang, sebelum ini, kita masih diperbolehkan untuk menggunakan masker kain yang bisa dicuci dan digunakan berulang-ulang.
Hanya petugas medis yang diwajibkan menggunakan masker medis namun kini hal itu sudah tak lagi ampuh.
Baca Juga: Masker Kain Tak Efektif Cegah Varian Baru Covid-19, Ini Solusinya
Betapa tidak, varian virus corona semakin banyak dan kasus terus meningkat, perlindungan kita juga harus semakin ketat, salah satu caranya dengan menggunakan dobel masker, masker medis dilapis masker kain.
Hal ini sesuai anjuran Centers for Disease Control and Prevention (CDC) guna menambah efektivitas filtrasi, menutupi area wajah lebih ketat, sehingga dapat mengurangi risiko transmisi sebesar 85 - 95 persen.
Tak pelak, masker medis kini menjadi kebutuhan rumah tangga.
Baca Juga: Cara Membedakan Masker Medis Asli dan Palsu, Perhatikan 3 Hal Ini!
Limbahnya Mendominasi
Semakin tinggi pemakaian masker medis, semakin meningkat pula limbah yang dihasilkan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta menangani 1,5 ton limbah masker medis dari rumah tangga selama masa pandemi Covid-19 sepanjang April-Desember 2020.
Tak heran, melansir Kompas. com, sebuah studi menunjukkan manusia di seluruh dunia kini menggunakan 129 miliar masker medis sekali pakai setiap bulannya.
Baca Juga: Cermati Sahabat Nova, Begini Tanda Masker Kain Wajib Diganti
Jika satu bulan terdapat 31 hari, maka penggunaan rata-ratanya mencapai sekitar 2,8 juta per menit!
Tak hanya itu, berdasarkan riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sampah medis menyumbang 15-16 persen sampah di muara Sungai Marunda dan Cilincing.
Bila Sahabat NOVA berpikir bahwa sampah masker medis berasal dari rumah sakit, salah! Sampah ini justru paling besar berasal dari limbah rumah tangga.
Baca Juga: Satu Masker Medis Tidak Boleh Dipakai Secara Berulang, Ini Alasannya
Membahayakan Lingkungan
Hal yang membahayakan bukan sekadar jumlahnya yang terus meningkat di masa pandemi, tetapi mengingat bahan dasar dari masker medis ini.
Kita tidak salah ketika menebak material yang digunakan ialah kain karena lembut di wajah.
Ya, bahan yang digunakan adalah kain spunbond.
Baca Juga: Catat, Begini Cara Menggunakan Masker Medis yang Baik dan Benar
Akan tetapi, ternyata bahan baku dari kain itu ialah plastik polipropilena (PP), jenis paling banyak digunakan untuk masker medis.
Nah, alasan kenapa masker ini hanya bisa dipakai sekali, karena kemampuan elektrostatik di PP yang berfungsi untuk merekatkan filter akan hilang usai dicuci.
“Masker ini tidak terurai. Kalau botol plastik, masih diambil pemulung karena ada nilainya, tapi masker enggak. Jadi menumpuk lalu menjadi cemaran untuk tanah atau terbawa air,” ujar Dr Akbar Hanif Dawam A., MT, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI.
Baca Juga: Catat, Durasi Maksimal Penggunaan Masker agar Tetap Efektif Tangkal Virus Corona
Jika tak ada kesadaran, maka makin tinggi pencemaran.
Padahal, Indonesia sudah jadi penyumbang sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia dan kini Teluk Jakarta pun sudah tercemar.
Nah, yang bikin masker lebih bahaya dari plastik lain ialah relatif mudah hancur.
Baca Juga: Jawab Kebutuhan Konsumen di Tengah Pandemi, Wingscare Protector Diluncurkan
Ketika hancur, maka akan menjadi sumber mikroplastik.
Jika makin banyak mikroplastik, bahayanya tak hanya untuk biota laut.
Asal tahu saja, jika hal itu terjadi maka makin mudah plastik itu masuk ke dalam tubuh kita, tentu saja akan ada dampak kesehatan nantinya.
Baca Juga: Alasan Wajib Pakai Masker Meski Sudah Disuntik Vaksin Covid-19
Dibuang Asal-asalan
Tidak hanya berdampak ke lingkungan, limbah masker medis yang kita gunakan tetap bisa menjadi media penyebaran virus Covid-19.
Apalagi, jika di rumah kita ada anggota keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman), maka sampahnya jadi limbah infeksius.
Sahabat NOVA perlu mengolah limbah masker medis di rumah lebih dulu sebelum membuangnya.
Baca Juga: Tips agar Masker KN95 Bisa Dipakai Berbulan-bulan Ala Dr Faheem Younus
Salah satu tahap paling penting ialah merusaknya.
“Harus dirusak. Biar enggak ada oknum enggak bertanggung jawab yang jual kembali masker bekas pakai kita,” tegas Dawam.
Contohnya saja DN (38), seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di Jakarta.
Baca Juga: Pakai Tali Masker Ternyata Bahaya, Satgas Covid-19 Beri Solusi Ini
View this post on Instagram
Ketika ada anggota keluarganya yang tinggal serumah positif Covid-19, ia tetap menggabungkan masker medis bekas pakai dengan semua sampah lainnya di rumah.
“Aku awalnya enggak nge-robek maskernya, cuma sekarang udah, sih. Dirobek cukup kan, ya? Tapi emang harus dipisahin sampah masker medisnya? Waktu urus saudaraku kemarin, aku masih gabungin sampahnya. Aku kira enggak apa, enggak kepikiran soalnya,” aku DN.
Sayangnya, pertanyaan DN ini mungkin dipertanyakan oleh ibu lainnya yang mengurus limbah rumah tangganya.
Baca Juga: Pakai 2 Masker Sekaligus Ternyata Lebih Efektif Cegah Covid-19, Ini Penjelasannya
Bukan karena niat asal-asalan, tetapi memang tidak tahu cara yang tepat dan aman mengelola masker medis bekas pakai.
Jadi, kalau buang masker medisnya enggak benar bisa menyebarkan Covid-19, ya?
Kalau kita sehat, tetap bisa menyebarkan?
Terus kalau ada yang isoman di rumah kita gimana, dong?
Nah, cari tahu jawabnnya di artikel khusus limbah masker medis di NOVA.id.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR