NOVA.id - Saat memulai cara investasi, kita disarankan untuk memilih lebih dari satu instrumen investasi.
Kegiatan itu biasa disebut dengan diversifikasi investasi, strategi di mana kita tidak hanya berinvestasi di satu instrumen investasi, melainkan beberapa produk investasi.
Certified Financial Planner, Qualified Wealth Planning dan Associate Estate Planning Practitioner, Ninet Dangirani mengatakan diversifikasi investasi bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Pentingnya Cara Investasi Properti Bagi Perempuan
"Jangan meletakan telur dalam satu keranjang. Kenapa? Kalau keranjangnya jatuh, telurnya pecah semua," ungkap Ninet dikutip dari Parapuan.
"Tetapi kalau telur itu dibagi-bagi ke dalam beberapa keranjang. Nah, dia itu kalau misalnya jatuh satu, itu enggak pecah semua, karena kita masih punya dua keranjang yang selamat," sambungnya.
Selain mengurangi kerugian, diversifikasi investasi juga punya manfaat lainnya, lo!
Baca Juga: Investasi Syariah Minim Risiko, Apakah Keuntungannya Juga Minim?
Ninet mengatakan, diversifikasi investasi juga bisa membantu kita mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
"Contoh nih, kalau ada yang investasi di saham dan emas itukan enggak ada korelasinya, misal harga saham sekarang lagi turun, tapi dia dapet untung dari investasi emas yang dia lakukan," jelas Ninet.
Ada contoh lainnya nih, Sahabat NOVA!
Baca Juga: Sebut Barang Branded Tak Penting, Boy William Pilih Jor-joran Investasi
Misalnya, kita punya uang 100 juta dan diinvestasikan pada deposito dengan bunga 4,37 persen.
Dalam waktu 15 tahun, uang yang diinvestasikan itu akan menjadi 189 juta.
Namun, kalau uang 100 juta itu diinvestasikan pada produk yang memiliki bunga yang lebih tinggi dibanding deposito, kita pasti akan mendapat untung yang lebih besar.
Baca Juga: Mau Investasi Lahan Kosong? Simak 5 Cara Ini Biar Untung Maksimal
Lihat postingan ini di Instagram
"Misalnya ditaruh di saham 20 juta, bunganya 14 persen, dengan jangka waktu sama 15 tahun. Maka 15 tahun lagi uang yang kita taruh akan menjadi 142 juta," ucap Ninet.
"Saya taruh 20 juta lagi di obligasi, bunganya sembilan persen, 15 tahun kemudian jadi 72 juta. Oke 40 jutanya taruh di deposito deh biar aman. Tadi misal bunga deposito 3,74 persen, lima belas tahun kemudian akan menjadi 75 juta," lanjut Ninet.
Nah, dari situ masih ada sisa uang 20 juta. Uang itu bisa kita manfaatkan untuk membuka bisnis, warung kopi misalnya.
Baca Juga: Hal Fundamental yang Wajib Diketahui Sebelum Investasi Saham
Walaupun misalnya pada 5 tahun lagi usaha itu berujung bangkrut, kita tetap masih memiliki keuntungan dari uang yang diinvestasikan.
"Ternyata dari empat instrumen tadi, meski bisnis kita bangkrut, tidak menghasilkan, yang tiga ini (investasi saham, obligasi dan deposito) ternyata memberi keuntungan, kalau saya total 291 juta," contoh Ninet.
Nah, dari contoh tersebut, saat kita memiliki dana 100 juta dan semua digunakan untuk deposito, dalam kurun 15 tahun, kita hanya mendapatkan uang sebesar 189 juta.
Namun, dengan membagikannya pada beberapa instrumen dengan bunga lebih tinggi, kita bisa mendapatkan uang sebesar 291 juta.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR