Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan adanya lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami masalah mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi.
Saat ini, prevalensinya di Indonesia meningkat tajam, yaitu 1 dari 5 orang atau 20% dari populasi berisiko mengalami masalah kesehatan mental.
Artinya masalah kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda.
Baca Juga: Layanan Pemeriksaan Laboratorium Prodia Kini Hadir di GrabHealth by Good Doctor
Menurut Jenyffer, M.Psi, Psikolog Klinis, situasi pandemi Covid-19 membuat milenial sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan ansietas.
Situasi pandemi membuat mereka sering kali merasa diabaikan, terbatasnya ruang untuk mengekspresikan diri dan bersosialisasi.
“Adapun yang dapat dilakukan anak muda agar kuat mental selama pandemi menurut Jennyfer adalah: melihat rasa cemas sebagai alat bantu untuk mengambil tindakan agar tetap bisa berkembang dalam situasi sulit, temukan cara baru untuk berinteraksi dengan teman, fokus pada diri sendiri agar bisa menemukan cara produktif untuk bertahan di masa pandemi,” jelasnya.
Baca Juga: Good Doctor Gandeng Kemenkes untuk Hadirkan Aplikasi SehatPedia 2.0
Dengan berkembangnya layanan kesehatan mental di Indonesia, banyak yang masih perlu dilakukan untuk menurunkan stigma yang diasosiasikan dengan kesehatan mental dan mendorong diskusi tentang kesehatan mental.
Dari sekitar 10 ribu puskesmas di Indonesia, baru 60% puskemas yang memberikan layanan kesehatan mental.
Dari sisi tenaga profesional yang menangani kesehatan mental, Indonesia juga masih kekurangan. Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK) menyebutkan jumlah psikolog klinis yang tersebar di Indonesia saat ini hanya sebanyak 2.782 orang.
Baca Juga: Good Doctor Gandeng IDI untuk Sebarkan Informasi Seputar Kesehatan dengan Akurat
View this post on Instagram
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR