Hal tersebut dibahas oleh Jonathan End. Pola pikir tersebut, kata Jonathan, merugikan di masa tua. Sebab, ketika waktu pensiun sudah dekat, seseorang tidak bisa mendapat tabungan hari tua yang maksimal.
“Begitu waktu pensiun sudah tinggal lima tahun lagi, (seseorang) baru menyiapkan tabungan pensiun. Akhirnya, yang tadinya niat mau ngumpulin Rp 3 miliar pas pensiun jadi enggak kekejar,” kata Jonathan.
Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat mulai mempertimbangkan pengelolaan dana sejak dini. Bianto Surodjo pun menyatakan hal serupa. Menurutnya, perencanaan dana pensiun sebaiknya dilakukan ketika masih berada di usia produktif.
“Yang penting mulai dulu. Jangan mikir saya masih muda, umur baru 30-an. Jadi, nanti saja bicara pensiun karena masih jauh. Mulai saja dulu,” katanya.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Uban dengan Daun Pandan, Siapkan Bahan-Bahan Ini!
Selain mempersiapkan dana pensiun melalui tabungan, Bianto juga mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan pengelolaan dana pensiun tepercaya. Salah satunya melalui Program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz.
Program tersebut, kata Bianto, seseorang bisa mendapatkan proyeksi dana pensiun secara transparan karena setiap transaksi akan tercatat dalam sistem Allianz.
“Pemilik sertifikat bisa melihat proyeksi dan dana mereka melalui eAZy Pension,” katanya.
Sementara itu, talkshow “Kunci Bisnis Sehat Kini dan Nanti” membahas konsep bisnis berkelanjutan (sustainable). Bisnis sustainable dapat diartikan sebagai bisnis dengan konsep yang mempertimbangkan faktor lingkungan dan masyarakat. Selain itu, berorientasi pada masa depan sehingga masih bisa dikembangkan di kemudian hari.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Kotoran Telinga dengan Aman, Begini Tips dari Dokter THT!
“Bisnis yang sehat artinya bisnis yang berkelanjutan. Artinya tidak cuma mengejar keuntungan hari ini atau jangka pendek, tapi juga kita pikirkan ke depannya nanti bisnis kita seperti apa,” ujar Head of Government Relation and Corporate Secretary Allianz Life Indonesia Fitri Estiwardani.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Yohanes Enggar |
KOMENTAR