NOVA.id - Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) atau sebutan lengkapnya Autoimmune Inflamatory Rheumatic Disease (AIIRD) ) adalah salah satu jenis penyakit autoimun.
Terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.
Setiap pasien lupus memiliki gejala yang berbeda-beda dan kebanyakan mirip gejala yang dimiliki oleh penyakit lain.
Itu sebabnya diagnosis terhadap penyakit ini cukup sulit.
Meski demikian, terdapat sejumlah gejala umum yang biasa terjadi.
Seperti nyeri dan kaku sendi, ruam di kulit yang sering terjadi di pipi dan hidung (butterfly rash).
Lalu juga pembengkakan sendi, kulit, lebih sensitif terhadap sinar matahari, rambut rontok, anemia, masalah pembekuan darah, penurunan berat badan, demam tanpa sebab yang jelas, jari berubah pucat menjadi putih atau biru dan kesemutan saat dingin (dikenal sebagai fenomena raynaud), sariawan, hingga mengalami kelelahan hebat yang tidak diketahui sebabnya.
Meski sudah ada gejala-gejala yang mirip, seperti kelelahan hebat tanpa sebab, penegakan diagnosa penyakit lupus tetap harus dikonsultasikan ke ahlinya, ya.
View this post on Instagram
Baca Juga: Alami Kelelahan Berlebih Tanpa Sebab, Bisa Jadi Tanda Lupus!
Nah, karena cukup sulit, maka akan ada banyak pemeriksaan yang harus dilalui.
Dokter akan mulai dari penggalian informasi mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
Ada juga pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan ANA (antibodi antinuklear) untuk memeriksa keberadaan sel antibodi tertentu dalam darah yang biasanya dimiliki oleh penderita lupus, tes darah lengkap, tes urine, hingga biopsi kulit atau ginjal untuk mengetahui ada tidaknya jaringan yang abnormal.
Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien, termasuk memeriksa ada tidaknya ruam dan peradangan sendi yang biasanya sering muncul pada penderita lupus.
Sayangnya, semua penyakit autoimun tidak dapat disembuhkan.
Tapi, tujuan pengobatan lupus adalah remisi (masa saat pasien lupus tidak memerlukan obat).
Artinya, penyakit sudah terkontrol sehingga kemungkinan komplikasi yang berat tidak terjadi.
“Agar dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik, penting bagi pasien LES untuk dispilin dengan perawatan yang dijalani. Tentunya dengan pemantauan pengobatan yang ketat, 80-90 persen pasien lupus dapat menjalani hidup normal.
Dukungan keluarga, sahabat, dan komunitas juga memegang peranan penting,” pungkas Dr. dr. Cesarius Singgih Wahono, SpPD-KR, Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Reumatologi dalam media briefing “Dampak Panjang Covid-19 dan Seberapa Perlu Vaksinasi Covid-19 pada Pasien Lupus” (14/12).
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR