NOVA.id - Pemerintah berupaya keras untuk menekan angka kasus baru covid-19 di Indonesia terutama saat menjelang akhir tahun.
Dengan berbagai cara dilakukan seperti penghapusan cuti bersama untuk menghindari masyarakat pergi liburan yang menyebabkan kerumunan dan ramainya tempat-tempat wisata.
Namun ternyata, upaya itu masih kurang maksimal karena pada awal tahun 2022 justru angka kasus covid-19 menjadi meningkat kembali.
Ditambah lagi omicron yang sudah mulai masuk ke Indonesia dan enam penelitian di mana empat diterbitkan di akhir Desember 2021 mengatakan bahwa omicron lebih mungkin menginfeksi bagian saluran pernapasan bagian atas, salah satunya tenggorokan dibandingkan paru-paru.
Hal ini membuat varian omicron ini lebih mudah menular meski memang tidak mematikan seperti varian covid-19 yang lain.
Bisa mudah menular karena orang yang sudah terinfeksi dapat menyemburkan jutaan virus/ viral load dari rongga hidung dan tenggorokan/ larynx pharynx, dan dapat menyemburkan sejauh 2m /6 feet.
“Perlu kita terapkan semboyan dalam diri kita “jangan tertular dan tidak menularkan”. Untuk mewujudkan hal tersebut kita harus memahami mekanisme penularannya.
Dari virus menyebar di udara dan jatuh di permukaan benda, kontak dengan kita dan masuk ke badan kita lewat “Port d'entre” yang tidak lain adalah hidung, mulut dan mata, terutama hidung yang merupakan saluran utama pernapasan kita” Ucap Dr Achmad Sujudi, mantan Menteri Kesehatan Indonesia.
Untuk itu cara menghindari virus ini harus dilakukan dengan tepat. Selain 3M yang kita kenal, nose sanitizer atau pencuci rongga hidung dibutuhkan untuk menjadi pelindung saluran pernapasan sehingga menjadi 4M.
Nose sanitizer ini terbukti membunuh virus covid dan sudah diteliti dan terbukti di luar negeri.
Baca Juga: Profil Ardhito Pramono, Musisi dan Aktor yang Terjerat Kasus Narkoba
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR