NOVA.id - Tahukah Sahabat NOVA jika perempuan bisa melakukan orgasme palsu saat berhubungan intim?
Saat tubuh lelah dan mood tidak baik, kita kadang terpaksa mengiyakan ajakan bercinta pasangan.
Dampaknya, perempuan akan memalsukan orgasme mereka (fake orgasm).
Namun apakah kebiasaan ini akan berdampak pada kesehatan perempuan?
Melansir Kompas.com, dr. Boyke menjelaskan tanda-tanda saat seorang perempuan memalsukan puncak kepuasannya.
Yang pertama, saat orgasme dan penis masuk, seharusnya ada sensasi terisap yang dirasakan.
"Kalau seorang wanita orgasme, ketika penis masuk, penis itu terisap," ujarnya, Rabu (15/07/2020).
Lalu, seharusnya penis akan terjepit dan seperti digetarkan setiap 0,1 detik.
Selain itu, ketika mencapai orgasme, kaki perempuan juga akan bergetar, ada kemerahan (flashes) di area dada, napasnya terengah-engah, serta bola mata yang tampak "berkeliaran" dan mengkhayal.
View this post on Instagram
Jika perempuan tidak menunjukkan tanda tersebut maka ia mungkin sedang memalsukan orgasmenya.
Menurut dr. Boyke, orgasme yang alami bisa membuat tubuh perempuan lebih sehat.
Pasalnya, ketika mencapai orgasme kulit mereka tampak segar kembali karena seluruh aliran darah lebih lancar.
Ketika orgasme seorang perempuan juga akan melepaskan hormon endorfin yang membuat perasaannya lebih bahagia.
Lalu mengapa perempuan melakukan fake orgasm?
Melansir Psychology Today, ada beberapa alasan.
Yang pertama dan tentunya adalah untuk menjaga pasangan.
Berdasarkan studi, banyak perempuan menilai bahwa pengalaman seks sangat penting bagi pria dalam menjalin hubungan.
Oleh karena itu, perempuan ingin memuaskan pasangan agar bisa tetap bersama.
Kedua, tidak ada alasan lain untuk menolak.
Sebagian perempuan masih berpikiran bahwa berhubungan intim adalah wajib hukumnya saat diminta pasangan.
Maka dari itu, perempuan hanya bisa menerima.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Septirini Sekar Nusantari |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR