NOVA.id - “Gimana anaknya mau tinggi, bapak-ibunya saja, pendek.”
Mungkin Sahabat NOVA sering mendengar kalimat seperti ini.
Gen orangtua memang turut menyumbang terhadap tinggi seorang anak, tapi sebenarnya peran yang lebih besar dipengaruhi oleh asupan gizi, terutama sebelum anak berusia 2 tahun.
Seperti yang kita tahu, kementerian kesehatan selalu menggalakkan kecukupan gizi anak dalam 1.000 hari pertama (270 hari janin dikandung plus 730 hari sejak bayi lahir)—atau sampai anak berusia dua tahun.
Pasalnya, ini adalah rentang waktu yang krusial bagi si kecil, di periode ini semua yang terjadi, termasuk gangguan gizi yang bisa memberikan berbagai dampak pada hidup si kecil.
Kurangnya gizi pada anak bisa membuat pertumbuhan otaknya tidak optimal, sehingga anak mengalami gangguan kecerdasan.
Selain itu, perkembangan fisik si kecil pun bisa jadi tidak normal, alias anak bisa lebih pendek di bawah standar pertumbuhan anak pada umumnya atau biasa disebut stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Bahkan dalam jangka panjang, stunting dapat menimbulkan dampak berupa gangguan metabolik yang meningkatkan risiko obesitas, diabetes, stroke, dan jantung.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting, Frisian Flag Indonesia Donasikan 2 Ton Susu Bubuk Pertumbuhan
Dari hal ini kita bisa lihat bahwa pemenuhan gizi yang benar dan seimbang adalah kunci utama untuk mencegah stunting.
Melihat fenomena stunting ini, Frisian Flag Indonesia melakukan inovasi dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR